Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Akademisi Sulsel, SEAMEO Kampanyekan Protein Lokal untuk Pengentasan Stunting

Kompas.com - 22/09/2021, 14:44 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai bagian dari dukungan SEAMEO RECFON pada upaya pengentasan stunting di Indonesia, SEAMEO RECFON bekerja sama dengan US Soybean Export Council (USSEC) dan 3 mitra akademisi menggelar kampanye "Konsumsi Protein Lokal untuk Pengentasan Stunting di Indonesia".

SEAMEO RECFON atau Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition adalah unit Kemendikbud Ristek yang memiliki misi melakukan edukasi, penelitian dan diseminasi informasi bidang pangan dan gizi melalui kemitraan untuk pengembangan sumber daya manusia berkelanjutan.

Dalam kampanye di Sulawesi Selatan (Sulsel), SEAMEO RECFON menggandeng akademisi meliputi; Poltekkes Kemenkes Medan, Poltekkes Kemenkes Makassar dan Universitas Jambi.

Kegiatan ini dilakukan di 3 Provinsi yaitu Sumatera Utara, Jambi dan Sulawesi Selatan dan 3 Kabupaten yang juga menjadi lokasi diseminasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGS-PL), yaitu Kabupaten Simalungun, Tanjung Jabung Timur dan Maros.

PGS-PL sendiri merupakan panduan gizi seimbang yang dikembangkan SEAMEO RECFON bersama dengan Kementerian Kesehatan, Global Alliance of Nutrition (GAIN) dan mitra akademisi bagi 50 kabupaten prioritas stunting di Indonesia.

Rangkaian kegiatan kampanye ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2021 diantaranya kegiatan webinar serial bagi para akademisi dan pemangku kebijakan.

Webinar di Provinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan pada 18 September 2021 dengan peserta sebanyak masing-masing 457 orang. Para peserta tidak hanya berasal dari provinsi Sulawesi Selatan, namun juga dari 29 provinsi lainnya di Indonesia, diantaranya dari Sulawesi Barat dan Kalimantan Barat.

Baca juga: Webinar UB: Stunting Harus Ditangani Masyarakat dan Pemerintah

Dalam sambutannya, Deputi Direktur Administrasi SEAMEO RECFON, Agus Hariyanto, menyampaikan, “kegiatan ini diharapkan dapat menyatukan para pemangku kebijakan dan akademisi untuk berkolaborasi dalam mempromosikan pangan lokal sumber protein di Sulawesi Selatan.”

Membahas peran protein sebagai kunci utama pengentasan stunting, Prof. Veny Hadju, dari Universitas Hassanudin memaparkan sebuah penelitian intervensi di Bangladesh yang menunjukkan pemberian protein hewani, susu dan telur selama 3 bulan saja telah dapat memberikan perbaikan pada panjang badan anak dengan stunting.

Zakaria dari Poltekees Kemenkes Makassar dalam presentasinya membahas mengenai potensi tempe sebagai sumber protein nabati lokal yang dapat digunakan untuk membantu pengentasan stunting.

“Namun ada beberapa kelemahan dari pembuatan tempe ini, diantaranya ketersediaan bahan baku,” ungkap Zakaria lebih lanjut.

Webinar diakhiri dengan diskusi interaktif dengan hadirin yang dengan semangat bertanya dan berdiskusi mengenai pengentasan stunting di Sulawesi Selatan dan bagaimana tempe dapat diolah dan dimanfaatkan lebih lanjut untuk membantu kebutuhan protein harian.

Baca juga: Sekretaris Ditjen Dikti: Perguruan Tinggi Jadi Lokomotif Penurunan Angka Stunting

Pada minggu-minggu berikutnya, SEAMEO RECFON akan diadakan kembali webinar untuk umum, siaran radio di Provinsi Sulawesi Selatan dan juga kegiatan bersama dengan para remaja dan kelompok perempuan di kabupaten Maros.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan ini dapat mengunjungi https://proteinlokal.net

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com