Hendro menyampaikan pada tahun 2019, total konsumsi energi sektor industri Indonesia sebesar 2,382,594 terajoule atau setara dengan 36,64 persen dari total konsumsi nasional.
“Potensi energi surya per tahun di Indonesia mencapai 532.6 gwp dan kapasitas produksi nasional adalah 515 mwp. Namun, total kapasitas PLTS di Indonesia sendiri masih kecil yaitu 25 mwp,” tambah Hendro.
Baca juga: Pengembangan Energi Baru Terbarukan di RI Perlu Insentif dan Perubahan Regulasi
Hal senada disampaikan Chrisnawan Anditya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM.
"Potensi penggunaan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) khususnya tenaga surya kian berkembang di Indonesia. Sampai dengan Maret 2021, jumlah pelanggan yang telah memasang PLTS Atap mencapai 3.472 pelanggan dan telah terpasang kapasitas sebesar 26.51 mw (megawatt)," jelas Chrisnawan.
Hal ini sejalan dari sisi bisnis EBT yang terus menggeliat seiring perkembangan teknologi dan tantangan perubahan iklim. Direktur Utama SUN Energy Roy Wijaya menyampaikan, tren permintaan pasangan panel surya terus meningkat.
Roy mengungkapkan, pihaknya mencatatkan pertumbuhan permintaan instalasi sistem tenaga surya hampir menembus 40 persen pada tahun 2020 dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
“Kami berhasil melakukan instalasi sistem tenaga surya di lebih dari 15 institusi, di antaranya lembaga pemerintah, segmen industri dan komersial, serta lembaga pendidikan tinggi,” ujar Roy dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Baca juga: Inisiasi Kampus Merdeka Energi, SUN Energy Targetkan 15 MWp Energi Bersih di Lembaga Pendidikan
Terlepas dari masih menumpuknya banyak soal dalam akselerasi EBT dari mulai sinkronisasi kebijakan, program insentif, hingga sinergi antarpemangku kepentingan, pelibatan anak muda dalam sektor energi tidak boleh diabaikan.
Generasi muda saat ini akan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan Indonesia, termasuk di sektor energi. Menyiapkan generasi muda yang memiliki kepedulian dan kompetensi di sektor EBT menjadi keniscayaan yang tidak dapat ditolak.
Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), menyampaikan setiap 1 GW akan membuka lapangan kerja hingga 20.000–30.000 dan transisi energi hijau ini diproyeksikan akan menciptakan 3,6 juta lapangan kerja hingga tahun 2050.
"Tidak ada cara lain melengkapi next generation angkatan kerja kita untuk dilengkapi dengan berbagai skill dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengarungi transisi energi," tegasnya.
Pelibatan generasi muda di sektor energi baru terbarukan inilah yang kemudian diinisiasi oleh Kementerian ESDM dalam program "Patriot Energi".
"Patriot Energi" menjadi program pemberdayaan generasi muda di bawah Kementerian ESDM yang menugaskan sarjana muda ke daerah 4T (terdepan, terluar, tertinggal dan wilayah transmigrasi) di seluruh Indonesia.
Baca juga: Hari Bumi, SUN Energy Gelar Pelatihan Youth Forum Batur UNESCO Dukung Energi Terbarukan