Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Pesantren Hijau, Dorong Pesantren Jadi Agen Perubahan Iklim lewat PLTS Atap

Kompas.com - 24/02/2021, 14:09 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pesantren sebagai pusat keagamaan dan pusat pendidikan diharapkan juga menjadi agen perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penyelamatan lingkungan.

Hijroatul Maghfiroh dari Lembaga Perubahan Iklim PBNU mengatakan NU sangat memberikan perhatian terhadap masalah lingkungan karena lingkungan sangat berpengaruh kepada perubahan iklim.

“Hari jadi yang ke-95 bisa menjadi momentum bagi persantren-pesantren binaan PBNU untuk menggalakkan Kembali program Pesantren Hijau. Kami telah cukup aktif untuk menerapkan program pengelolaan sampah, pemanfaatan sumber air," ujar Hijroatul Maghfiroh.

Tahap selanjutnya, ia berharap pihaknya juga dapat berpartisipasi dalam mengembangkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) lewat pemanfaatan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya).

"Maka dari itu pertemuan kali ini sungguh bermanfaat bagi Lembaga Perubahan Iklim PBNU dan berharap nantinya dapat benar-benar diterapkan dan menjadi media belajar yang baik bagi para santri,” ungkap Hijraotul Maghfiroh dalam forum diskusi digelar PBNU, Sun Energy dan Asosiasi Energi Surya Indonesia (24/2/2021).

Baca juga: Bantu Santri Pesantren, Kemenag Alokasikan Rp 307 Miliar

Pesantren agen perubahan

Forum ini menjadi forum diskusi untuk menjajaki manfaat yang bisa didapatkan baik dari sisi penghematan listrik maupun dari sisi ilmu pengetahuan tentang perkembangan teknologi PLTS di Indonesia.

“Pemanfaatan PLTS di pesantren sangat mendesak. Pesantren bisa menjadi agen perubahan yang bisa mendorong masyarakat agar mereka memanfaatan energi surya," tegas Syaikhul Islam, anggota komisi VII DPR.

Ia berharap, "alangkah lebih baik lagi apabila di masa depan, pesantren-pesantren itu bisa badan usaha yang bisa menghasilkan listrik untuk dijual ke PLN, bukan hanya memanfaatkan energi surya untuk mencukupi kebutuhan listrik pesantren saja.” 

Dukungan program Pesantren Hijau sebagai agen perubahan iklim energi terbarukan disampaikan I Made Aditya Suryawidya, Head of Business Solution SUN Energy, salah satu pengembang proyek sistem tenaga surya di Indonesia.

Aditya mengatakan, “beberapa tantangan yang dihadapi pihak yang dalam pemasangan PLTS adalah seperti investasi, teknis pemasangan dalam pemasanga, dan lain sebagianya. Di sinilah SUN Energy hadir dalam menciptakan energi surya."

"SUN Energy menyediakan investasi sebesar 0 persen bagi pesantren yang akan memasang PLTS atap, “ yakin I Made Aditya Suryawidya.

Skema investasi ini, jelas I Made Aditya Suryawidya, pihaknya hanya akan menerapkan pembayaran dan penyewaan PLTS. Pelanggan hanya membayar produksi listrik oleh PLTS berdasarkan pemakaian berapa Kwh yang diproduksi PLTS atap.

Ia mengatakan dengan menggunakan PLTS atap, pesantren bisa menghemat sebesar 10-15 persen tagihan listrik bulanan.

Menciptakan energi terbarukan

Andhika Prastawa, Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dalam kesempatan sama mengungkapkan dibanding dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia masih tertinggal dalam pemanfaatan matahari menjadi energi surya.

Dari potensi energi surya 207.8 GW, ujar Andhika, sekarang baru dimanfaatkan kurang dari 200 Mwp. Ini menunjukan kesenjangan sangat besar, yang di satu sisi adalah tantangan tetapi di sisi lain merupakan peluang untuk berpartisipasi memanfaatkan energi surya.

Baca juga: Menag Optimis Pesantren Bisa Lewati Pandemi Covid-19

“Penerapan energi surya di pesantren dengan menggunakan PLTS dapat mempercepat pencapaian target pemerintah untuk menciptakan 23 persen energi baru terbarukan di tahun 2025," ujarnya.

Ia menjelaskan, pemasangan PLTS atap juga sangat mudah,murah, tidak memerlukan area yang luas dan bisa dipasang di di grup-grup kecil atau bangunan-bangunan yang tersebar.

"Pemanfaatan energi surya di pesantren umumnya digunakan untuk penerangan bagi kegiatan belajar mengajar, catut daya, maupun untuk pompa air. Terlebih untuk di masa pandemi ini, PLTS atap cocok digunakan dalam penghematan pembayaran listrik PLN,” jelas Andhika Prastawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com