Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membanggakan, 5 Siswa Berkebutuhan Khusus Raih Prestasi di Kompetisi Rias Internasional

Kompas.com - 10/09/2021, 12:02 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Lima siswa berkebutuhan khusus berhasil meraih penghargaan di ajang kompetisi tata rias internasional Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 berlangsung pada Rabu, 8 September 2021.

Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) memfasilitasi para peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) untuk mengikuti ajang internasional tersebut secara semi daring di Bandung, Jawa Barat.

Kelima penghargaan yang mengharumkan nama Indonesia tersebut adalah 2nd Runner Up, Best of Unique Design, Best of The Synopsis, Best of The Country from Indonesia, dan The Most Popular Vote.

Kelima PDBK (peserta didik berkebutuhan khusus) yang meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021:

  • 2nd Runner Up: Rezky Aulia Putri dari SLB Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta.
  • Best of Unique Design: Sri Susilawati dari SLB Negeri Cipatujah, Jawa Barat.
  • Best of The Synopsis: Rachel Ramadhini dari SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Jambi.
  • Best of The Country from Indonesia: Rezky Aulia Putri dari SLB Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta.
  • The Most Popular Vote: Angelica Salwa Muharam dari SLB Negeri 1 Jakarta.

Siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 memiliki keterbatasan dalam indra pendengaran. Sebanyak sembilan peserta dari Indonesia itu merupakan tunarungu sehingga setiap siswa didampingi oleh seorang guru pendamping.

Baca juga: Puspresnas: 53 Prestasi Internasional Diraih Pelajar Indonesia di Tengah Pandemi 2021

Percaya diri hingga tingkat internasional

General Secretary of CIDESCO Section Indonesia Wiena Latifah Sari mengatakan, tahun ini merupakan kali pertama Cidesco Make Up and Body Art Competition dilaksanakan secara virtual dengan durasi lomba lima jam dan diumumkan langsung di hari yang sama.

“Biasanya tahun sebelumnya selalu offline dan berbeda-beda tiap negara,” katanya saat ditemui usai pengumuman Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 di Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021).

Ia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition dikirim ke Chicago, Amerika Serikat, dan mendapatkan penghargaan Best Special Award for Performance.

Kemudian, tahun ini lomba dikemas dengan perencanaan yang matang sehingga bisa menarik dan berjalan dengan adil, serta bisa disaksikan di seluruh dunia secara bersamaan.

Wiena mengapresiasi semua karya lomba siswa berkebutuhan khusus dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021.

Wiena berpesan untuk semua anak kebutuhan khusus agar tidak menganggap diri sendiri lemah dan harus percaya diri bahwa setiap anak memiliki talenta untuk diapresiasi, bahkan level internasional.

Baca juga: Kado Istimewa HUT ke-76 RI, Devon dan Mischka Raih Prestasi Medali Olimpiade Matematika Internasional

Perjuangan Griska

Guru pendamping dari Provinsi Bangka Belitung, Puspitasari, mengungkapkan kisahnya dalam mendampingi Griska Septiana dari SLB Negeri Muntok, Kepulauan Bangka Belitung.

Griska merupakan peraih Medali Perak pada Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) PDBK tahun 2020.

Meskipun Griska belum berhasil meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021, perjuangan dan motivasinya patut menjadi inspirasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.

Puspitasari mengungkapkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi selama persiapan dan pelaksanaan lomba.

“Kalau tantangan pasti ada karena siswa kita semuanya penyandang tunarungu. Kami selaku pendamping pasti merasa kesulitan karena selama ini yang kami ajarkan hanya sebatas make up fantasi, sedangkan di Cidesco ini siswa harus mampu di bidang body painting, itu keseluruhan badan,” tuturnya.

Ia mengatakan, Griska dan peserta lain merasa kesulitan dengan durasi lima jam yang dinilai kurang cukup.

“Karena kita dikasih hanya lima jam, mulai dari perlengkapan, memasang aksesori dari ujung rambut hingga ujung kaki, jadi agak keteteran. Bahkan sampai di hari terakhir latihan, mereka masih belum selesai dalam lima jam. Tapi hari ini pas lomba, mereka bisa selesai dengan baik,” katanya.

Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 mengangkat tema “Beauty of Tropical Paradise”.

Dari tema tersebut, Puspitasari dan Griska mengangkat tema “Green Iguana”. Tema tersebut menjadi kesepakatan keduanya setelah melalui proses diskusi.

 

Siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 memiliki keterbatasan dalam indera pendengaran.DOK. PUSPRESNAS Siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 memiliki keterbatasan dalam indera pendengaran.

Puspitasari mengatakan, ia dan Griska selalu bekerja sama dan berdiskusi untuk mencapai kesepakatan dalam melakukan latihan dan persiapan lomba.

Menurutnya, Griska termasuk anak yang mudah diajak diskusi meskipun usianya termasuk yang paling muda di antara peserta lain, yaitu 16 tahun.

Puspitasari kemudian menyampaikan pesan kepada anak-anak berkebutuhan khusus lainnya di Indonesia agar tidak takut berkompetisi dan pandai mencari peluang.

“Kita aja kalau dipikirin logis, anak disabilitas ini saingannya dengan orang profesional, dengan orang normal. Itu kalau dipikirin pakai logika, orang nggak tahu. Emangnya bisa? Tapi hari ini dibuktikan bahwa siswa (berkebutuhan khusus) Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional dengan orang-orang normal,” tuturnya sambil meneteskan air mata karena bangga dengan capaian Griska.

Hak jaminan karier belajar

Pelaksana Tugas Kepala Puspresnas Kemendikbud Ristek Asep Sukmayadi mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) di ajang Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021.

“Alhamdulillah, sampai saat ini masih berkesempatan untuk melejitkan prestasi talenta ke ajang internasional. Kami bangga terhadap kalian yang tak kenal lelah untuk berkembang,” kata Asep.

Menurutnya, prestasi yang diraih untuk mencapai kompetisi internasional ini tentu tidak mudah karena perlu perjuangan.

Selain itu, juga didukung oleh peran sekolah serta kemampuan dan kemauan PDBK untuk menggapai mimpi besar. Sinergi antara pemerintah dan lembaga/yayasan terkait perlu dilakukan untuk mengantarkan talenta-talenta berprestasi juara-juara pada level internasional.

"Dengan prestasi, banyak sekali manfaat yang akan diperoleh. Talenta berprestasi berhak mendapatkan jaminan karier belajar. Selain itu, berprestasi akan mempermudah jalan kalian ke depan untuk menuju karier yang profesional,” ujar Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com