Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Felicia, Peneliti Muda Indonesia Raih Medali Perak di iCAN 2021

Kompas.com - 22/08/2021, 07:21 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tertunda melanjutkan pendidikan karena adanya pandemi Covid-19 tak membuat Felicia Agatha hanya bermalas-malasan di rumah. Dia justru mencoba mengembangkan kemampuannya di salah satu ajang internasional.

Ketertarikannya di bidang Kedokteran membuat Feli tertantang ikut ajang The 6th International Invention Innovation Competition in Canada (iCAN) 2021. Feli dan rekannya Hesam Adin Atashi seorang mahasiswa Kedokteran Tehran Islamic Azad Medical University melakukan penelitian berupa 'Artificial Intelligence (AI) Powered Portable Device for Screening, Diagnosing, and Treatment of Covid-19 Disease'.

Hasil penelitian ini membuahkan hasil manis. Feli dan Hesam berhasil menyabet medali silver di ajang ICAN Toronto 2021 tersebut.

ICAN Toronto merupakan kompetisi yang diadakan setiap tahun di Kanada. Feli menuturkan, tahu kompetisi ICAN 2021 dari website IFIA. Kemudian dia mencari tahu cara mendaftarnya sebagai peserta international. Akhirnya Feli bisa ikut serta dalam kompetisi ini melalui delegasi INNOPA (Indonesian Invention and Innovation Promotion Association).

Baca juga: Alumnus UMM Bagikan Cerita Raih Beasiswa LPDP dan Kuliah di Kanada

Saat mengikuti kompetisi ini, Feli masuk dalam kategori individual researcher dikarenakan sudah lulus SMA di Tzu Chi Secondary School PIK tahun 2020. Dia belum bisa melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi karena adanya pandemi Covid-19.

"Saya ingin melanjutkan pendidikan di jurusan Kedokteran di Jerman. Tapi karena ada pandemi Covid-19 menyebabkan persyaratan administrasi untuk ke Jerman jadi terkendala," ujar Feli kepada Kompas.com, Sabtu (21/8/2021).

Gadis berusia 18 tahun ini membuat perangkat berupa alat portabel yang diprogram dengan kecerdasan buatan untuk screening, diagnosa, dan perawatan pasien Covid-19.

Feli menerangkan, perangkat ini berukuran kecil sehingga dapat digunakan secara praktis di rumah maupun rumah sakit. Dua fungsi utama perangkat ini antara lain:

Baca juga: Siswa Wajib Tahu, Ini Mata Pelajaran yang Dipertimbangkan di SNMPTN

1. Screening mode

Felia menjelaskan, screening tanda vital pada pasien menentukan persentase kemungkinan infeksi Covid-19 dalam tubuh secara otomatis dan akurat melalui algoritma Artificial Intelligence.

2. Treatment mode

Dalam mode treatment, lanjut Feli, perangkat ini dapat merawat pasien Covid-19 baik yang melakukan isolasi mandiri (isoman) ataupun pasien kritis di rumah sakit.

"Pasien yang terinfeksi Covid-19 dapat dirawat dengan menyambungkan alat ini pada jari telunjuk selama pasien masih positif Covid-19. Alat ini berguna sebagai "artificial nurse", yang dapat memonitor pasien terus menerus untuk menghindari komplikasi dan kematian," papar Felicia.

Baca juga: Mahasiswa UKDW Raih Hibah PKKM untuk Kembangkan Wirausaha Desain

Feli memaparkan, salah satu komplikasi paling serius dari penyakit Covid-19 yang menyebabkan kematian adalah turunnya tingkat saturasi oksigen secara tiba-tiba. Dengan perangkat ini, kadar oksigen pasien dan kadar yang diterima saat melakukan terapi oksigen dapat selalu terkendali sehingga kadar tersebut tidak akan jatuh di bawah standar minimum.

"Kemampuan ini pada alat ini tentunya sangat bermanfaat bagi pasien Covid-19 yang dirawat di rumah atau isoman, di mana tenaga ahli medis tidak dapat dijangkau," papar Feli.

Dapat membantu penanganan Covid-19

Penerapan alat ini di rumah sakit, akan sangat meringankan beban para tenaga medis dan juga beban biaya kesehatan yang harus dihadapi para pasien.

Rumah sakit yang banjir pasien dapat dikontrol dengan baik dengan perangkat ini, karena perangkat ini dapat memonitor setiap pasien secara otomatis.

"Jika ada pasien dalam kondisi darurat atau kritis, alat ini dapat membunyikan alarm untuk agar dapat menerima perhatian medis," tandas Feli.

Baca juga: PTM Terbatas Perlu Disertai Mitigasi Risiko Penularan Covid-19

Selain itu, krisis oksigen juga dapat ditanggulangi karena untuk setiap pasien, oksigen yang diterima tidak akan berlebihan, sehingga pasien lainnya juga bisa mendapatkan bagian oksigen.

"Fitur yang dapat menjamin akurasi oksigen yang diterima oleh setiap pasien ini belum ada pada metode oksigenasi manual yang dilakukan di rumah sakit. Alat ini juga sudah bersertifikasi ISO 13485 untuk alat medis," beber Feli.

Bisa diproduksi massal

Feli berharap, device hasil inovasinya ini dapat diproduksi secara massal agar pandemi Covid-19 ini dapat ditanggulangi secara efektif dan cepat.

Jika pandemi Covid-19 bisa ditanggulangi, ekonomi pulih dan masyarakat dapat beraktivitas seperti dulu lagi. "Kami juga berharap dengan adanya alat ini, pasien Covid-19 dari seluruh lapisan masyarakat, yang dipelosok sekalipun, bisa mendapatkan perawatan medis yang layak," ungkap Feli.

Baca juga: Indocement Tunggal Prakarsa Buka Lowongan Management Trainee S1-S2

Feli berharap juga bisa mewujudkan impiannya kuliah di Jerman. Dia akan mendaftar ke sekitar 9 universitas di Jerman. "Saya berharapnya bisa diterima di Charité Berlin," kata Feli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com