Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unair Teliti Efektivitas Terapi Telewicara bagi Penyandang Autis

Kompas.com - 21/08/2021, 18:57 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Adanya pandemi Covid-19 mengubah pembelajaran tatap muka menjadi daring. Kondisi ini menyebabkan kendala yang tak mudah dilalui baik guru, siswa bahkan orangtua.

Siswa tidak belajar di sekolah konvensional sudah 1,5 tahun lebih. Selain itu dalam menghadapi kondisi ini, sekolah diharapkan memfasilitasi pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan berbagai platform digital.

Selain pendidikan reguler, kondisi ini juga berdampak terhadap pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Siswa yang menyandang disabilitas saat berada sekolah biasa didampingi guru pendamping khusus. Namun karena pembelajaran online, anak-anak berkebutuhan khusus didampingi belajar bersama orangtua atau anggota keluarga lainnya.

Baca juga: Alumnus UMM Bagikan Cerita Raih Beasiswa LPDP dan Kuliah di Kanada

Anak penyandang autis perlu terapi khusus

Tapi fakta di lapangan, ada juga orangtua yang kurang mengetahui cara mendampingi anak berkebutuhan khusus saat mengikuti belajar di rumah.

Kondisi ini tentu mengakibatkan proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus selama pandemi cenderung menurun.

Terlebih pada pendidikan anak berkebutuhan khusus autis juga meliputi terapi khusus. Kegiatan ini mengharuskan interaksi secara langsung untuk membantu anak autis. 

Hal ini menjadi fokus penelitian tim PKM Riset Humaniora (RSH) Universitas Airlangga (Unair). Tim ini melakukan penelitian berjudul 'Pengaruh Penggunaan Terapi Alternatif Telewicara sebagai Metode Terapi Jarak Jauh bagi Anak Penyandang Autis di Kota Blitar'.

Ketua tim penelitian Netha Aliffia menerangkan, adanya pandemi Covid-19 ini, terapi bagi anak penyandang autis sempat terhenti. Banyak para terapis yang juga banyak bekerja di rumah sakit untuk membantu penanganan Covid-19.

Baca juga: Mahasiswa UKDW Raih Hibah PKKM untuk Kembangkan Wirausaha Desain

Adaptasi terapi telewicara

Netha menerangkan, ide penelitian tersebut mereka gagas setelah mendapati salah satu Pusat Pelayanan Autis (PLA) di Kota Blitar melakukan inovasi berupa adaptasi penggunaan terapi telewicara bagi anak autis.

Mereka melakukan penelitian tersebut supaya penggunaan terapi telewicara ini bisa menjadi rujukan seluruh PLA lainya.

"PLA tersebut bekerjasama dengan SPOKLE (platform penyedia layanan terapi wicara yang bisa dilakukan di rumah) untuk memodifikasi dan mendesain metode terapi telewicara sehingga cocok diaplikasikan untuk anak autis di Indonesia," terang Netha seperti dikutip dari laman Unair, Sabtu (21/8/2021).

Baca juga: PTM Terbatas Perlu Disertai Mitigasi Risiko Penularan Covid-19

Selain Netha, penelitian ini juga digawangi Putri Fardha Asa Oktavia Hans, Ayu Putri Pamungkas Muti dan Thifalia Nurli Al-Kahfi.

Raih pendanaan dari Kemendikbud Ristek

Penelitian ini mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2021.

Meski sedikit terkendala lantaran pengumpulan data yang harus mendapat persetujuan dari orangtua target, penelitian Netha dan tim sudah mencapai tahap pengumpulan artikel untuk publikasi.

Baca juga: Mahasiswa, Ini 4 Tips Ikuti Kuliah Sambil Aktif Berorganisasi

Netha berharap, melalui penelitian ini nantinya dapat menjadi salah satu rujukan dan solusi pelaksanaan terapi wicara bagi anak autis di tengah pandemi.

"Selain itu, semoga inovasi-inovasi lainnya juga bisa lebih memperhatikan kebutuhan anak berkebutuhan khusus yang juga mengalami kesulitan di masa pandemi Covid-19," tutup Netha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Edu
15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

Edu
Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Edu
Gelar 'Mini Workshop', Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan 'Customer Experience'

Gelar "Mini Workshop", Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan "Customer Experience"

Edu
Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Edu
7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

Edu
11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

Edu
UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

Edu
PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

Edu
Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Edu
Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Edu
20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

Edu
Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Edu
LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

Edu
BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com