KOMPAS.com - Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Bagus Hary Prakoso mengatakan anak-anak Indonesia tidak akan berdaya saing bila di sekolah tidak dilatih kecakapan hidup abad 21.
“Kecakapan hidup abad 21 ini misalnya membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing," paparnya seperti dirangkum dari laman Kemendikbud Ristek, Sabtu (31/7/2021).
Bagus mengatakan, kecakapan hidup tersebut bisa diajarkan pada anak-anak kelas dasar sebagai bibit masa depan melalui metode pembelajaran Project Based Learning (PBL).
Baca juga: Mahasiswa, Ketahui Profesi Paling Bersinar 5 Tahun ke Depan
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim juga menegaskan, sistem pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning mesti digalakkan.
Hal ini agar kolaborasi antar pelajar terus terbangun melalui proyek pembelajaran tersebut.
Bagus menjelaskan, metode PBL ini banyak memiliki keunggulan, di antaranya:
“Selain itu juga mampu menciptakan pengalaman belajar yang kompleks dan sesuai dunia nyata (HOTS). Belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata (HOTS) dan menciptakan suasana belajar serta proses pembelajaran yang menyenangkan (Fun),” imbuhnya.
Baca juga: 10 Perguruan Tinggi Tertua di Indonesia, Ada Kampus Kamu?
Langkah-langkah dalam mengimplementasikan Project Based Learning ini, ujar Bagus, pertama-tama menentukan proyek.
Lalu, merancang langkah-langkah penyelesaian, penyusunan jadwal pelaksanaan proyek, penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan pemantauan, kemudian penyusunan laporan dan presentasi atau publikasi hasil. Dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi proses dan hasil proyek.
Untuk mengimplementasikan metode PBL, lanjut Bagus, sekolah juga perlu menyiapkan diri. Di antaranya melakukan pengembangan budaya menulis (scientific writing), mengembangkan creative dan critical thinking, dan mengembangkan lingkungan sekolah yang literatif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.