Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Siswa SMK Anak Tukang Las yang Dapat Beasiswa Penuh Kuliah S1

Kompas.com - 28/07/2021, 15:29 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Berawal dari hobi main game

Kemahirannya Zetta membuat prototipe Sistem Pendaftaran Vaksinasi dalam ujian pemrograman membuatnya menjadi satu dari lima peraih Beasiswa Semesta.

Beasiswa Semesta memberi Zetta dan kawan-kawan hadiah uang tunai dan biaya pendidikan untuk berkuliah pada jurusan Teknik Informatika (IT) di perguruan tinggi ternama di Surabaya, senilai total Rp 300 juta.

Selain itu, Zetta akan mendapatkan kesempatan berkarya bersama Sevima dengan gaji bulanan senilai minimal UMR Surabaya (sekitar Rp 4 juta).

Baca juga: Beasiswa BCA 2022, Kuliah Teknik Informatika Gratis bagi Lulusan SMA-SMK

Zetta bercerita, kecintaannya di bidang IT dimulai dari hobi bermain game di warung internet (warnet). Dulu, ia mengaku tak langsung pulang selepas sekolah. Melainkan "kabur" ke warnet bersama teman-temannya.

Sampai-sampai ibunya kepikiran dengan hobi Zetta yang gemar main game. Namun, sang ayah berpikiran lain.

"Kalau saya sebagai ayah, tak khawatir dengan hobi tersebut. Saya selalu yakin, Zetta sebagai anak mbarep (laki-laki dan anak pertama), punya pemikiran matang. Tapi Ibunya kepikiran. Namanya juga insting ibu,” kenang Joni.

Untuk bisa main di warnet, setiap harinya Zetta rela tidak jajan di sekolah supaya bisa bayar di warnet Rp 3.000 per jam. Game favorit Zetta adalah Point Blank, permainan tembak-tembakan online yang memang cukup terkenal pada tahun 2010-an awal.

"Bahkan untuk ke warnet, kami semua (Zetta dan kawan-kawan) jalan kaki. Selain berhemat, ini solidaritas. Tidak mungkin satu naik angkot, atau satu naik sepeda, sedangkan teman lain ada yang jalan kaki," kenang Zetta.

Namun, Zetta tak menjadikan hobi main game sebagai ajang buang-buang waktu. Kecintaan bermain game membuatnya di terdorong untuk belajar membuat game-nya sendiri di komputer.

Zetta pun mulai belajar seputar pemrograman agar bisa mencapai impian kanak-kanaknya tersebut. Akhirnya, dimulailah petualangan Zetta belajar pemrograman sejak belajar di SMK Negeri 8 Semarang.

Baca juga: Beasiswa S1 di Malaysia 2021, Kuliah Gratis dan Tunjangan Hidup

“Dari bermain game ini saya mulai tertarik untuk menjadi developer, sebelumnya saya tidak tahu caranya menjadi seorang developer, akhirnya saya cari-cari dan ternyata developer itu harus bisa pemrograman, untuk itu saya sekolah di SMK dan banyak belajar tentang pemrograman,” imbuhnya.

Tabungan belum cukup untuk kuliah

Walaupun sudah berpenghasilan dan mampu membantu dagangan orang tua lebih laris, biaya kuliah bukanlah angka yang sedikit.

Sampai akhir kelas 3 SMK, ia pun sudah merasa tak punya harapan untuk berkuliah. Karena tabungannya yang ia rasa belum cukup jika harus membiayai kuliah sendiri.

“Kuliah itu kan harus merantau, harus bayar kuliah, tidak sedikit. Bayangan saya, lulus ya cari kerja dulu,” ungkap Zetta.

Rasa pesimis itu seakan sirna ketika suatu saat menemukan informasi tentang Beasiswa Semesta. Informasi inipun ia temukan secara tak sengaja, ketika rebahan dan tidak melakukan aktivitas apapun, informasi Beasiswa Semesta ia temukan melalui media sosial Instagram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com