Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanfaatan Teknologi untuk Jaga Kekayaan Tradisi

Kompas.com - 31/03/2021, 12:09 WIB
Mahar Prastiwi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan zaman saat ini tidak bisa ditolak. Kita tetap harus diterima tanpa menghilangkan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

Seiring perkembangan zaman, tradisi dan budaya bisa mengikuti perubahan. Namun diharapkan, esensi dari kebudayaan tersebut jangan pernah diubah.

Melihat perkembangan teknologi dan kebudayaan yang ada di Indonesia, Kantor Pelatihan Bahasa dan Budaya Universitas Atma Jaya Yogyakarta (KPBB UAJY) mengadakan Talkshow Kebudayaan bertajuk 'Culture Optimalization in Digital Area'.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAJY Desideria Cempaka Wijaya Murti menerangkan, dunia virtual adalah sebuah penggambaran spasial sebuah lingkungan virtual.

Baca juga: Guru Besar IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Sembuhkan Asam Urat

Selaraskan budaya dan teknologi

Dengan harapan dunia tersebut bisa dimaknai dan dialami banyak peserta sekaligus yang diwakili oleh ikon pengganti seperti virtual 3D dan virtual tour.

“Sekarang kita sedang mengarah ke teknologi-teknologi yang berpusat pada manusia. Dari sisi culture, anak muda perlu mengembangkan yang disebut kompetensi budaya,” ujar Desideria seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (29/3/2021).

Selain itu, anak muda juga harus meningkatkan kesadaran pada teknologi. Kedua hal tersebut diharapkan dapat dilakukan oleh anak muda dengan tujuan menyelaraskan budaya dengan teknologi.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu Putri Kraton Yogyakarta yaitu Gusti Kanjeng Ratu Hayu menerangkan, budaya tidak akan bisa diambil oleh orang asing selama kita sebagai pemilik masih merawat budaya tersebut.

“Akses tentang kebudayaan itu harus mudah diakses,” jelas GKR Hayu.

Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja 2021 untuk Lulusan SMA, D3-S1

Jaga tradisi Keraton Yogyakarta

GKR Hayu sebagai Penghageng di Tepas Tandha Yekti, Keraton Yogyakarta mempunyai misi untuk menjaga kekayaan tradisi melalui pemanfaatan teknologi.

Menurutnya, keberadaan digitalisasi membuat Keraton Yogyakarta memiliki perpustakaan digital yang dapat memuat berbagai manuskrip digital.

"Tujuannya adalah agar manuskrip dapat terjaga dengan baik, dan di sisi lain manuskrip tersebut diharapkan tetap bisa diakses oleh siapa saja,” beber GKR Hayu.

Tak hanya itu, digitalisasi juga membantu Keraton Yogyakarta untuk menyimpan foto seperti pementasan wayang.

Pengambilan foto dengan karakter dan pose yang sesuai harapannya bisa menggambarkan bagaimana karakter asli dari wayang orang tersebut.

“Modernisasi bukan berarti westernisasi,” tutup GKR Hayu.

Baca juga: Daftar PTN Jurusan Fashion Desain dan Prospek Kerjanya

Rektor UAJY Prof. Yoyong Arfiadi menambahkan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan kesadaran pada pelestarian budaya.

“Kalau tidak kita, siapa lagi yang bertanggung jawab. Jangan sampai kita nanti terheran-heran jika budaya kita lambat laun hilang dan kita tiba-tiba menyadarinya pada posisi yang sudah sulit untuk mengembalikannya,” tambah Yoyong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com