Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Kekuatan Pola Pikir, Fixed Mindset vs Growth Mindset

Kompas.com - 15/02/2021, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dampak pola pikir pemimpin bagi organisasi

Di dalam membangun budaya organisasi, faktor pemimpin menjadi kunci keberhasilan. Pemimpinlah yang akan memberikan nafas dan warna di dalam organisasinya.

Oleh sebab itu, pola pikir pemimpin memberikan kontribusi signifikan di dalam menciptakan budaya organisasi.

Apa yang akan terjadi jika organisasi memiliki pemimpin dengan fixed mindset? Pada umumnya seseorang dipromosikan menjadi pimpinan atau menduduki posisi struktural karena kemampuan dan prestasi yang berhasil dicapainya.

Pemimpin dengan fixed mindset meyakini bahwa mereka berhasil dipromosikan karena kemampuan dan bakat bawaan yang melekat pada diri mereka, sehingga pada saat menjadi pemimpin mereka kurang toleran terhadap kegagalan atau kesalahan yang dibuat oleh anggota timnya.

Mereka akan beranggapan bahwa kegagalan atau kesalahan tersebut merupakan akibat dari ketidakmampuan anggota timnya, baik dari aspek intelegensi maupun kompetensi.

Karena mereka percaya bahwa kemampuan dan bakat bersifat bawaan dan sulit diubah, maka pemimpin dengan fixed mindset cenderung jarang memberikan umpan balik yang membangun dan seringkali gagal merekognisi perbaikan kinerja anggota timnya.

Pemimpin dengan fixed mindset akan menciptakan budaya organisasi yang juga fixed mindset.

Di dalam budaya organisasi yang fixed mindset, kepintaran dan bakat dihargai lebih tinggi dibandingkan perilaku lainnya.

Dalam budaya organisasi yang seperti ini, karyawan dari semua lapisan akan berlomba-lomba untuk tampak pintar dan berbakat agar dihargai.

Akibatnya, mereka akan cenderung menutupi kesalahan dan kegagalan, atau menyalahkan pihak lain atas kesalahan dan kegagalan yang terjadi.

Hal ini justru menghilangkan kesempatan belajar dari kesalahan dan kegagalan yang dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi.

Pola pikir tersebut tentunya berbeda dengan pola pikir pemimpin dengan growth mindset. Pemimpin dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dapat dikembangkan, intelegensi dan bakat hanya merupakan modal awal.

Oleh sebab itu pemimpin dengan growth mindset sangat mendukung pertumbuhan anggota timnya. Mereka mampu mengidentifikasi dan menghargai perbaikan kinerja dan perkembangan anggota timnya.

Mereka pun tak segan untuk meluangkan waktu memberikan pendampingan dan coaching bagi anggota timnya. Mereka percaya bahwa kinerja anggota timnya akan meningkat jika mereka mendapatkan umpan balik yang konstruktif, penugasan-penugasan yang mendorong pengembangan diri, atau program pengembangan lainnya.

Pemimpin dengan growth mindset akan mendorong tumbuhnya pola pikir growth mindset di lingkungannya.

Budaya organisasi yang growth mindset dapat meningkatkan motivasi karyawan, tingkat retensi dan loyalitas, serta mendorong kolaborasi, inovasi dan solusi kreatif di dalam organisasi.

Banyak riset menunjukkan bahwa menumbuhkan growth mindset di dalam organisasi menjadi faktor kunci untuk menumbuhkan budaya kerja yang kolaboratif dan inovatif, serta untuk membangun lingkungan kerja yang berkomitmen, saling percaya dan engaging.

Apakah kalian sudah memiliki growth mindset? Silakan klik di sini untuk mengetahuinya.

Andrea Lusi Anari,
Co-founder & COO Growth Center
Growth Center, HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri mereka.
Powered by Kompas Gramedia

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com