KOMPAS.com - Memasuki era revolusi industri 4.0 ditambah dengan situasi pasca pandemi, pendidikan kini tak bisa terlepas dari teknologi.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril mengatakan, di era revolusi industri 4.0 teknologi merupakan hal yang penting.
Teknologi, jelas dia, tidak akan pernah menggantikan guru-guru yang baik, justru teknologi bisa membantu guru-guru untuk mencapai tujuan-tujuan dengan lebih baik.
Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Kartu Indonesia Pintar untuk SD-SMA
“Karena di era revolusi industri 4.0, teknologi merupakan hal yang penting, untuk bagaimana mencapai tujuan kita untuk lebih baik lagi. Teknologi tidak akan pernah menggantikan guru-guru yang baik, tapi teknologi bisa membantu guru-guru kita untuk mencapai tujuan-tujuan dengan lebih baik,” paparnya seperti dilansir dari laman Dirjen GTK Kemendikbud, Minggu (31/21/2021).
Agar guru tak terganti teknologi dan justru bisa berperan lebih baik, Iwan mengatakan pembelajaran kini harus berorientasi pada siswa, serta kemampuan memanfaatkan teknologi, melalui pedagogi Merdeka Belajar.
Pedagogi sendiri merupakan ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru.
“Pedagogi-pedagogi yang ingin terus kita kuatkan dalam hal ini untuk mendukung filosofi Ki Hadjar Dewantara itu sendiri yakni bahwa pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa. Maka tujuan terpenting, tujuan utama sebenarnya, apa pun yang kita lakukan di stakeholder, pemangku kepentingan, harus bermuara kepada murid,” kata Iwan.
Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar
Iwan menjelaskan perbedaan pedagogi sekarang dan masa depan:
Situasi sekarang
Arahan masa depan
Baca juga: Curahan Hati Guru dan Orangtua soal Pembelajaran Jarak Jauh
Karena itu, lanjut dia, pendekatan harus terdiferensiasi, yang heterogen. Lalu bagaimana ada student voice, student choice, bagaimana para siswa juga ikut menentukan kegiatan belajar.
Iwan juga mengungkap aspek pedagogi berikutnya yakni teach at the right level.
“Lalu bagaimana mengedepankan cara pengajaran, pembelajaran yang menggunakan kegiatan berkelompok atau berkolaborasi,” tutur Dirjen GTK.
Selain itu, imbuh dia, pengajaran juga harus sesuai dengan level kemampuan siswa, baik itu level secara kognitif, maupun secara sosial emosional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.