Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku "The Righteous Mind": Membongkar Fitrah Manusia

Kompas.com - 08/01/2021, 15:18 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Selama berpuluh tahun, pandangan arus utama bidang psikologi moral didominasi pandangan Kohlberg: bahwa manusia pada dasarnya rasional, sehingga penilaian moralnya juga kurang lebih rasional.

Dalam bukunya, Haidt membahas pandangan Kohlberg di awal, lalu berusaha memaparkan argumen dan bukti bahwa pandangan Kohlberg ternyata tidak tepat, tidak sesuai dengan fitrah manusia sebagaimana ditemukan dalam riset psikologi kognitif dan neurosains.

Haidt menunjukkan bahwa manusia mungkin bukan makhluk rasional di bidang moral.

Baca juga: When Everything Feels Like Romcoms, Novel Berlatarkan Dunia Film

Perspektif baru psikologi moral

Teori moral Jonathan Haidt, yakni Moral Foundations Theory (MFT), memberikan kerangka untuk memahami fenomena keterbelahan politik. MFT sendiri berdasar bukti bahwa penilaian moral terjadi secara otomatis.

Landasan penilaian moral adalah intuisi, bukan pikiran rasional. Dengan kata lain, evaluasi moral menurut pandangan ini lebih mirip dengan penilaian estetis ketimbang penalaran berbasis prinsip.

Penalaran dalam moral lebih dipicu oleh tuntutan sosial untuk menjustifikasi reaksi moral intuitif kepada orang lain, ketimbang menemukan kebenaran sejati. Lihat saja “diskusi” moral antarpendukung para mantan capres di sini.

Argumentasinya bukan untuk mencari kebenaran, melainkan mencari pembenaran bagi pandangan diri/kubu sendiri dan mematahkan argumen kubu lawan. Tak heran sesat pikir logika bertebaran dalam argumentasi semacam itu.

Namun lantas bagaimana orang masuk ke kubu yang berbeda? Apa yang membuat sebagian orang menjadi “cebong” dan sebagian lain menjadi “kampret”?

Menurut Haidt, itu karena tiap orang punya fondasi moral yang berbeda. Fondasi moral itu adalah intuisi (awalnya disebut sebagai emosi/sentimen, tapi kemudian direvisi supaya nuansa kognitifnya lebih terasa).

Intuisi ini beragam. Setidaknya ada 6 pondasi berbeda: harm (bahaya), justice (keadilan/ketidakcurangan), sanctity (kesucian), loyalty (kesetiaan), dan liberty (kebebasan).

Tiap orang memiliki kombinasi intuisi yang berbeda. Ada yang intuisinya lebih cocok dengan kubu A, ada yang lebih cocok dengan kubu B.

Haidt mendasarkan argumennya kepada teori evolusi, khususnya evolusi kelompok. Intinya, hakikat manusia adalah berkelompok.

Moralitas adalah sejenis adaptasi evolusioner yang memastikan kita bisa bekerja sama dalam kelompok secara efektif. Dengan kesamaan nilai moral, kita lebih mudah saling bantu, serta lebih mudah mengidentifikasi siapa yang bisa dipercaya sehingga layak dibantu.

Lantas apa iya kita cuma harus menerima bahwa kita berbeda? Kata Haidt kita tak bisa mengubah pandangan moral orang hanya dengan argumentasi logis atau data. Kita harus menyentuh intuisi.

Lebih sulit? Iya. Dibutuhkan empati. Kita perlu mencari dan menemukan persamaan, ketimbang menonjolkan perbedaan.

Naluri berkelompok mungkin tak bisa kita hindari, tapi kita bisa memperluas batas kelompok. Mungkin awalnya kita secara alami hanya peduli kerabat terdekat. Namun kita bisa peduli kepada kelompok lebih besar: sesuku, seagama, sehobi.

Idealnya kita terus meluaskan empati ke kelompok yang semakin besar: sebangsa, sesama manusia karena masalah-masalah kita sebenarnya semakin memerlukan kerjasama lintas kelompok makin besar. Misalnya masalah lingkungan hidup, perdamaian dunia, dan juga wabah penyakit.

Memperluas lingkar kekelompokan tentu saja tidak mudah, tetapi bukan tidak mungkin. Saya berusaha optimistis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com