Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2020, 09:35 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Belum lama ini, pemerintah telah menerima 1,2 juta vaksin dari Tiongkok. Rencananya, vaksin tersebut akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.

Hanya saja, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian berharap bahwa guru juga menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Ini dilakukan karena guru juga pelayan publik yang berhadapan dengan masyarakat dan anak-anak.

"Ada satu masukan, agar di dalam pemanfaatan vaksin, guru-guru diprioritaskan. Itu juga satu masukan bagus, bukan hanya tenaga kesehatan, tapi juga tenaga pendidik dan kependidikan," ujar Hetifah usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI dengan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, di Taman Ekspresi, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/12/2020).

Baca juga: Ini Harapan Komisi X DPR Terkait Dibukanya Seleksi Guru PPPK

Harus keinginan guru

Pada kunjungan itu, Komisi X DPR juga diterima oleh perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala dan Komite Sekolah se-Kota Bogor, PGRI, serta Dewan Pendidikan.

Meski mengadakan pertemuan, namun kegiatan digelar di ruang terbuka dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Acara juga membahas mengenai kesiapan Pemerintah Kota Bogor dalam melaksanakan pembelajaran, baik pembelajaran tatap muka (PTM) maupun evaluasi pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Lebih lanjut Hetifah mengatakan, meski vaksin itu akan diprioritaskan kepada tenaga pendidik, tetapi pemberian vaksin juga harus sesuai keinginan para guru.

"Jangan diwajibkan, karena itu hak asasi mereka untuk memilih. Namun jika mereka mau, mereka harus mendapat prioritas dengan biaya yang ditanggung pemerintah," katanya seperti dikutip dari laman DPR RI, Rabu (9/12/2020).

Menurut dia, guru adalah pelayan publik yang sehari-hari berhadapan langsung kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Oleh karena itu kesehatan mereka harus diutamakan.

Usulan PGRI Bogor

Sebelumnya, dalam pertemuan itu Ketua PGRI Kota Bogor Muhammad Usman Tonda mengusulkan kepada pemerintah pusat agar para guru divaksinasi Covid-19 terlebih dahulu sebelum dimulainya pembelajaran tatap muka.

Menurut Usam, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah hendaknya tidak terburu-buru melaksanakan pembelajaran tatap muka tanpa mempersiapkan kondisi kesehatan para gurunya, karena guru juga rentan terpapar Covid-19.

Sementara Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, Kota Bogor telah ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai salah satu lokasi simulasi vaksinasi Covid-19.

Pemkot Bogor menyiapkan skema pelaksanaan serta prioritas untuk vaksinasi. Kelompok prioritas untuk divaksinasi lebih dulu adalah tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik, termasuk guru, TNI, Polri, serta profesi lainnya yang rentan terpapar Covid-19.

Baca juga: Komisi X DPR: DIY Bakal Jadi Percontohan Peta Jalan Pendidikan

Kini, Pemkot Bogor melalui Dinas Kesehatan sedang menyusun datanya dan menyiapkan 25 Puskesmas untuk vaksinasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com