Di masa yang akan datang, kemajuan teknologi akan semakin canggih untuk menggantikan pekerjaan manusia.
Banyak industri pun akan memakai mesin-mesin yang lebih cerdas dari manusia.
Maka dari itu, Ditjen Dikti menghimbau siswa dan mahasiswa untuk memiliki keterampilan dalam menciptakan teknologi dan memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah, bukan membuat masalah baru.
Baca juga: Mahasiswa, Beasiswa PPI Tawarkan Subsidi Dana dan Pelatihan Gratis
Dengan berpikir kritis dan analitis, siswa dan mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi di era modern untuk bersifat evaluatif.
“Selain karena Insan Dikti yang mengarahkan teknologi tersebut, tetapi juga bersikap evaluatif atas sebuah teknologi,” imbuh Ditjen Dikti.
Memiliki kemampuan berpikir kritis juga dapat menghindarkan diri dari informasi hoaks.
Keterampilan kreativitas dibutuhkan siswa dan mahasiswa secara penuh supaya dapat menghadirkan inovasi-inovasi untuk masa depan.
Dalam persaingan usaha pun, kreatif dan inovatif merupakan kata kunci membangun bisnis.
Dalam memecahkan masalah, seseorang tidak bisa bekerja untuk menyelesaikannya sendiri.
Terkadang dibutuhkan juga ahli di luar bidang yang siswa dan mahasiswa geluti untuk mendapatkan solusi.
“Keterampilan ini sangat dibutuhkan terkhusus bagi Insan Dikti yang bekerja dalam tim. Berkoordinasi adalah salah satu kunci penting keberhasilan,” ungkap Ditjen Dikti.
Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir yang diikuti dengan tindakan sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Ditjen Dikti menjabarkan, keterampilan ini membutuhkan kreativitas, penalaran logika, dan sensitivitas terhadap suatu masalah.
“Lebih jauh, keterampilan ini menuntut Insan Dikti untuk dapat menyesuaikan komunikasi dengan lawan bicara secara kritis,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.