KOMPAS.com - Masa pandemi Covid-19 memberikan pukulan ke semua kalangan, baik orang tua, dewasa, remaja, anak-anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK).
Bayangkan saja, semua aktivitas seperti bekerja hingga belajar dilakukan di rumah lewat dalam jaringan (daring) atau online.
Proses belajar di rumah juga terjadi pada anak berkebutuhan khusus yang sedang menjalani terapi untuk memperoleh pendidikan. Namun, terapi mereka terganggu saat pandemi ini, sehingga peran orangtua yang menggantikan tenaga ahli terapi.
Baca juga: Cara Atasi Tantrum Anak Berkebutuhan Khusus Saat Belajar dari Rumah
Salah satu yang merasakan adalah Kirana yang berumur 6 tahun. Dia adalah anak dari Wynanda Bagiyo Saputri. Kirana terkena Cri du Chat atau Sindrom Lejeune, yakni ada suatu kelainan genetik akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom nomor 5 manusia.
Wynanda menceritakan, kirana sangat rentan di kondisi pandemi saat ini, karena seharusnya dia memerlukan terapi rutin yang biasa dijalankan ke dokter maupun tenaga ahli.
Bayangkan saja, kirana memiliki beberapa kelainan seperti lever fibrosis, ukuran paru-paru yang tidak normal, tidak memiliki kantung empedu, kelaiann saluran napas, dan penumonia.
"Jadi karena pandemi ini, kami tidak bisa bergerak leluasa untuk melakukan hal yang terbaik buat Kirana, tak bisa keluar rumah untuk terapi. Menurut kami, Kirana itu rentan di pandemi ini, bahkan mungkin fatal jika tertular virus Covid-19. Makanya, kita berusaha memberikan yang terbaik untuk Kirana di rumah, kita berusaha terapi di rumah," tutur Wynanda kepada Kompas.com, Senin (14/9/2020).
Memang, kata dia, terapi (pendidikan) yang bagus bersama para ahlinya. Tapi, bila keadaan darurat seperti ini, orangtua harus mengulang semua yang telah diajarkan oleh dokter atau tenaga ahli untuk dipraktikkan di rumah.
Apalagi, lanjut dia, rumah merupakan tonggak awal untuk mendidik karakter seorang anak, begitupula dengan anak berkebutuhan khusus.
"Ya kalau kita bicara pendidikan untuk anak kita, secara umum tentunya tidak pernah terhenti di rumah. Karena pendidikan berawal dari rumah sendiri untuk mendidik karakter seseorang," tegas dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.