Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: Ini Cara Meningkatkan Peran Perempuan Peneliti di Indonesia

Kompas.com - 08/08/2020, 22:36 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, jumlah perempuan peneliti di Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga. Padahal dari sisi jumlah perguruan tinggi, Indonesia memiliki kampus yang banyak.

Demikian diungkapkan Dr Muhammad Dimyati, Plt Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek/BRIN) pada Talkshow "Girls in Science" lewat Zoom, Sabtu (8/8/2020) sore.

Karena itu, menurut M. Dimyati, Kemenristek mendorong para perempuan untuk terus melakukan penelitian yang lebih hebat lagi. Terlebih bagi para dosen maupun mahasiswi.

Baca juga: Menristek: Indonesia-Inggris Perkuat Riset, Termasuk Vaksin Covid-19

"Kita akan mendorong kebijakan penelitian, salah satunya dengan kebijakan berperspektif GESI atau Gender, Equality and Social Inclusion," ujarnya.

Pada Talkshow "Girls in Science" yang digelar ForMIND Institute (ForTi) dan didukung oleh Kemenristek/BRIN tersebut juga dihadiri Menristek/Kepala BRIN Prof. Bambang Brodjonegoro.

Peran perempuan peneliti harus ditingkatkan

Menurut Prof. Bambang, Indonesia sedang menyongsong tahun 2045, yakni ingin menjadi negara yang maju. Karena itu, mulai dari sekarang ekonomi Indonesia harus berubah menjadi ekonomi berbasis inovasi.

Disamping itu, peran perempuan di Indonesia juga harus ditingkatkan, yakni lebih aktif di dalam pasar kerja.

"Sebenarnya, perempuan memiliki kelebihan sejak lahir. Seperti mengenai pengobatan tradisional, atau profesi bidan itu mayoritas perempuan. Jadi, perempuan itu sendiri telah menerapkan ilmu matematika dan geometri," terang Menristek.

Atau yang lebih penting ialah perempuan itu memiliki kemampuan multitasking. Yakni bisa menjadi seorang ibu sekaligus bisa melakukan apa saja yang dilakukan oleh laki-laki.

Dijelaskan, terkait bidang Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM), peran perempuan juga masih sedikit.

Dijelaskan Prof. Bambang, secara umum, bidang STEM Indonesia masih didominasi laki-laki yakni 67,5 persen dan perempuan 32,5 persen.

Cara untuk meningkatkan peran perempuan peneliti di bidang STEM:

1. Memposisikan kesetaraan perempuan untuk bidang STEM.

2. Mendidik dan mempopulerkan STEM.

3. Menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup semua pemangku kepentingan.

4. Mengurangi indeks ketidaksetaraan gender.

5. Legislasi-Kebijakan pemerintah tentang akses yang setara ke pendidikan/pelatihan, perekrut, promosi, retensi dalam program STEM.

6. Komitmen masyarakat/keluarga/individu terhadap STEM.

7. Meningkatkan kegiatan pendidikan sains, kompetisi, kunjungan lapangan, klub sains.

8. Mempromosikan penelitian bidang STEM-include women's specific needs/challenges.

Baca juga: Menristek Serahkan Dana PRN 2020 Rp 242 Miliar Lebih, Ini Harapannya

Pada kesempatan tersebut juga diumumkan pemenang dari Lomba Essay Mahasiswi Nasional 2020 gelaran ForTi. Dari 290 peserta se-Indonesia, akhirnya pemenang dari lomba diraih oleh Yuriska Nurhastuti dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com