KOMPAS.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 hingga kini belum berakhir. Di Indonesia, jumlah pasien yang terjangkit setiap hari masih terus bertambah.
Tak heran jika banyak sektor yang terdampak akan adanya wabah berbahaya tersebut. Tidak terkecuali di sektor pendidikan.
Karena virus corona, maka sekolah diliburkan atau tidak ada pembelajaran tatap muka di kelas. Namun sebagai gantinya, pembelajaran diganti dengan model daring atau online.
Namun, pembelajaran daring tentu menjadi hal baru bagi semua orang. Tak hanya siswa, guru dan sekolah, tetapi juga orang tua.
Baca juga: Tentukan Skema PJJ di Tahun Ajaran Baru, Guru Harus Lakukan Penilaian
Bagi guru, hal ini menjadi tantangan tersendiri. Sebab, guru harus dihadapkan pada teknologi sebagai media pembelajaran jarak jauh.
Imbas lain yang dirasakan guru ialah masalah ekonomi. Yakni guru swasta dan honorer terancam keberlangsungan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Terkait hal itu, Sekolah Lawan Corona sebuah program hasil kolaborasi antara Kampus Guru Cikal, Keluarga Kita, Sekolahmu, Semua Murid Semua Guru, Komunitas Guru Belajar serta Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan mengajak semua orang terlibat dalam kampanye #BantuKuatkanGuru.
Tagar tersebut diluncurkan secara virtual melalui aplikasi zoom yang disiarkan langsung di saluran Youtube Sekolahmu, Jumat (19/6/2020) siang.
Bukik Setiawan (Ketua Kampus Guru Cikal) sebagai moderator webinar menjelaskan tujuan dari webinar tersebut.
Dia mengutip data atau survei dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bahwa:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.