Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Trisno Ikhwanudin, S.Si., M.A.
Widyaiswara/Teacher Traine

Widyaiswara/Teacher Trainer | Mathematics & Special Education | PPPPTK TK dan PLB, Kemdikbud RI

Memperkuat Dimensi Pedagogis dalam Pembelajaran Daring

Kompas.com - 10/06/2020, 15:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, belajar dari rumah menjadi keniscayaan. Peran teknologi dalam pembelajaran menjadi sangat signifikan mulai dari penggunaan teknologi sederhana, sampai teknologi pembelajaran dalam bentuk LMS (Learning Management System).

Pertanyaannya, bagaimana peran aspek pedagogis dalam pembelajaran daring melalui teknologi?

Dalam kegiatan belajar mengajar, ada tiga unsur yang saling berinteraksi, yakni guru, murid, dan materi. Ketiga unsur ini akan muncul tiga hubungan saling terkait.

Pertama, hubungan guru dengan murid, disebut dengan "hubungan pedagogis". Kedua, hubungan antara murid dengan materi, disebut dengan Hubungan Didaktis. Terakhir, hubungan antara guru dengan materi, disebut dengan Antisipasi Didaktis Pedagogis (Suryadi, 2010).

Hubungan Didaktis antara murid dengan materi dalam pembelajaran daring sangat dipengaruhi oleh teknologi.

Baca juga: Muhadjir: Pesantren dan Pendidikan Agama Wajib Dapat Perhatian di New Normal

Membangun hubungan dikdatis

Ketika guru menyiapkan situasi didaktis (situasi belajar), pada awal kegiatan belajar melalui teknologi, guru perlu mengantisipasi respon murid terhadap situasi belajar tersebut (Antisipasi Didaktis Pedagogis).

Sebagai respon dari situasi belajar (materi/teknologi) tersebut, murid akan melakukan aksi (Hubungan Didaktis).

Dari aksi yang dilakukan murid, guru akan merespon dalam bentuk aksi berikutnya, sehingga menciptakan situasi belajar yang baru, dan begitu seterusnya hingga terjadi proses belajar yang dinamis.

Agar respon murid tidak keluar dari tujuan pembelajaran, guru akan melakukan tindakan pedagogis untuk membimbing murid (Hubungan Pedagogis). Tentu saja, dalam masa belajar di rumah, semua kegiatan tadi akan berlangsung melalui sarana teknologi.

Untuk menggambarkan situasi di atas, simaklah ilustrasi berikut. Guru menyiapkan suatu program komputer/aplikasi untuk pembelajaran penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif.

Pada awal aktivitas pembelajaran, aplikasi tersebut menampilkan video penjumlahan 2 + (-2) = 0. Video tersebut mengilustrasikan dua buah persegi biru (yang mewakili 2) dan dua buah persegi merah (yang mewakili -2).

Ketentuannya adalah setiap 1 pesegi biru yang bertemu (dalam arti ditambah) dengan 1 persegi merah maka hasilnya imbang/impas (dalam arti sama dengan nol).

Selama murid menyimak video tersebut, Hubungan Didaktis antara murid dengan materi terjadi.

Setelah aplikasi menayangkan aktivitas pembelajaran tersebut, murid dapat menekan tombol lanjutkan lalu muncul soal -2 + 3 =… .

Untuk mengerjakan soal ini, murid dapat mengambil persegi biru dan merah sesuai dengan kebutuhannya. Mungkin ada murid cerdas yang dengan cepat mengambil 2 persegi merah dan 3 persegi biru, dan memperoleh jawabannya 1.

Baca juga: Literasi Numerasi yang Terabaikan di Keriuhan New Normal Pendidikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com