Berdasarkan penelitian terbaru di NIH (National Institute of Health, US), virus COVID-19 dapat bertahan di lingkungan selama delapan jam dengan sedikit penurunan jumlah mulai terjadi pada tiga jam pertama.
Selain itu virus tersebut juga dapat bertahan cukup lama pada permukaan benda mati. Waktu paruh virus, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk jumlah virus berkurang menjadi separuhnya, pada permukaan tembaga sekitar tiga jam, kertas kardus sekitar delapan jam, besi selama 13 jam dan plastik selama 15 jam.
"Berdasarkan penelitian tersebut, virus masih terdeteksi pada besi dan plastik hingga 72 jam, tetapi jumlahnya sudah turun hingga sepertiganya. Namun penelitian tersebut hanya menguji stabilitas virus tetapi belum diketahui apakah virus tesebut masih infeksius atau tidak," katanya.
Baca juga: Sicat Corona, Alat Pembasmi Virus di Malang Karya Mahasiswa Brawijaya
Meski demikian, dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, sebab pada saat menangani SARS belum ada media sosial, sehingga tenaga medis bisa menangani dengan lebih tenang.
Sedangkan pada masa COVID ini seringkali muncul broadcast-broadcast yang kurang tepat dan hoax-hoax di media sosial yang hanya membuat masyarakat semakin panik.
"Mungkin media bisa membantu dalam "perang" melawan COVID-19 ini dengan menyebarkan berita-berita positif, sehingga dapat membantu meredakan kepanikan di masyarakat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.