Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membaca Hasil Tes PISA 2022

Pada 5 Desember, jam 11 siang waktu Paris adalah pengumuman hasil PISA 2022 secara resmi.

Tes PISA ke delapan ini diikuti 81 negara dengan jumlah 690.000 peserta. Mereka mewakili 29 juta siswa berusia 15 tahun, yang duduk di sekolah menengah dari negara-negara OECD dan partisipan.

Tes PISA kali ini dilakukan setelah dunia babak lebur dihajar Covid 19, semua negara menghadapi learning loss. Karena alasan inilah, India menunda keikutsertaanya untuk kedua kalinya sejak 2009.

Satu jam setelah pengumuman tersebut, negara-negara peserta PISA menurunkan sejumlah ulasan di media massa terkait hasil tes negara masing-masing. Banyak negara yang kecewa, tidak sedikit bergembira.

Finlandia, misalnya, negara yang dulu sangat bersinar di PISA, meskipun secara keseluruhan memenuhi standar nilai OECD, namun peringkat negara itu untuk semua kategori belum bisa mengeser Estonia sebagai negara Eropa peringkat teratas.

Negara yang pernah jadi kiblat pendidikan terbaik dunia itu, pada laman University Of Jyvaskyla menurunkan satu judul yang cukup menggelitik, yaitu “Unprecedented PISA round – performance fell in most OECD countries”, kebanyakan negara OECD turun dalam skor, tetapi naik secara peringkat.

Kementerian Pendidikan Singapura gerak cepat memuat prestasi prestisius setelah berada di peringkat teratas semua lini.

Secara garis besar negara-negara yang bertengger di puncak teratas di tiga kategori, yaitu matematika, membaca dan sains, gambaran singkatnya:

  • Bidang matematika peringkat pertama adalah Singapura, disusul Macau, Taipe, Hongkong, Jepang, Korea , Estonia dan Swiss.
  • Bidang membaca berturut-turut, yakni Singapura, Irlandia, Jepang, Korea, Taipe, Estonia, Macau, dan Kanada.
  • Bidang sains, yakni Singapura, Jepang, Macau, Taipe, Korea, Estonia, dan Hongkong.

Terlihat secara kasat mata bahwa Asia mendominasi rangking satu sampai lima di semua kategori. Tentu saja secara umum kita menarik kesimpulan bahwa sistem pendidikan terbaik dunia di tingkat menengah mulai menunjukan tren bergeser ke Asia.

The New York Times edisi 5 Desember setelah pengumuman PISA dirilis, menurunkan artikel berjudul “Math Scores Dropped Globally, but the U.S. Still Trails Other Countries”. Artikel tersebut menyoroti prestasi siswa Amerika yang turun, bahkan melebihi siswa di negara lain.

Siswa Amerika tertinggal dibanding negara-negara industri yang selevel dengan Amerika, yaitu Inggris, Jerman, dan Australia. Bahkan sangat jauh tertinggal dibandingkan negara-negara peringkat papan atas seperti Singapura, Jepang, Korea, dan Estonia.

Peringkat Indonesia

Sementara Indonesia, hasil PISA 2022 diumumkan oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makrim melalui kanal YouTube Kemendikbud.

Meskipun turun di semua poin untuk tiga kategori, yaitu matematika, membaca, dan sains, jika dibandingkan 2018, Indonesia naik 5-6 peringkat.

Mungkin bisa diasumsikan peringkat Indonesia ada di 11 atau 12 rangking terbawah untuk tiga kategori itu. Rangking Indonesia pada 2018 adalah 74 dari 79 atau peringkat enam terbawah.

Kalau saya melihat, salah satu hal yang membuat peringkat Indonesia naik dua tingkat di atas sepuluh terbawah karena diuntungkan faktor internal negara partisipan yang bertambah.

Pada 2018, hanya 79 negara peserta. Sementara pada 2022, ada penambahan dua negara, yaitu Kamboja dan Guatemala, yang kemudian mengisi posisi terbawah. Hal itu ikut mendongkrak rangking Indonesia.

Peringkat negara ASEAN lain jauh di atas Indonesia, yaitu Vietnam, Brunei Darusalam, Malaysia, dan Thailand. Hanya Filipina dan Kamboja yang masih di bawah Indonesia.

Namun, Kamboja baru kali ini ikut dalam perhelatan PISA sehingga dimaklumi kalau menjadi juru kunci menggantikan Filipina.

Standar nilai yang ditetapkan OECD untuk metematka adalah 472, membaca 476, dan sains 485. Skor Indonesia untuk matematika adalah 366, membaca 359, dan sains 383.

Indonesia di bidang matematika duduk di peringkat 12 terbawah, membaca peringkat 11 terbawah, dan sains peringkat 15 terbawah.

Ada beberapa hal yang patut dicermati dari hasil PISA Indonesia 2022, berdasarkan laporan OECD tentang kemampuan siswa menengah Indonesia di tiga bidang yang diujikan.

Tes kali ini diikuti sebanyak 13.439 siswa Indonesia yang jadi sampel berumur 15 tahun dari 410 sekolah.

Secara garis besar dalam bidang matematika kinerja siswa Indonesia yang mencapai di bawah level 2 adalah salah satu yang tertinggi di banding negara-negara lain.

Sementara presentasi siswa dengan kinerja terbaik di level 5 dan 6 adalah salah satu yang terendah dibanding negara peserta lain. Demikian juga dengan membaca dan sains hampir sama.

Temuan OECD lainnya, siswa Indonesia masih mengalami perundungan yang belum berubah sejak PISA 2018. Itu artinya sudah lima tahun perundungan masih terjadi di sekolah–sekolah Indonesia.

Di samping itu, ada survei terkait guru di indonesia. OECD memberikan catatan jumlah guru bersertifikat masih rendah di Indonesia.

Tentu saja guru-guru yang belum memiliki sertifikat harus segera mengikuti program sertifikasi. Muara sebenarnya adalah kesejahteraan masih belum dinikmati semua guru. Gaji guru Indonesia dibanding negara maju sangat jomplang, bagaikan langit dengan bumi.

Dari aspek–aspek umum yang disurvei tersebut, kabar baiknya adalah Indonesia menjadi negara yang kebijakan perangkat digital lebih tinggi diterapkan di sekolah dibandingkan negara-negara OECD dan mitra.

Tentu saja hal ini bisa dimaklumi karena implementasi Kurikulum Merdeka memang melakukan transformasi pendidikan ke ranah digital lebih masif.

Namun, pemerintah hendaknya tidak tutup mata atas keluhan guru-guru yang justru merasa terganggu dengan segudang administrasi Kurikulum Merdeka yang justru membuat mereka kelimpungan.

Jangan sampai guru-guru lebih fokus mengurus administrasi ketimbang fokus mengajar. Mereka harus mengunggah banyak hal di aplikasi yang menguras energi dan waktu.

Fakta lain, sangat disayangkan untuk hasil survei praktik guru di Indonesia. Persentase siswa yang melaporkan bahwa guru mereka memberikan bantuan tambahan ketika siswa membutuhkannya, di sebagian besar atau setiap pelajaran matematika, relatif rendah di dibandingkan negara OECD dan negara mitra lain.

Hal ini bisa jadi gambaran bahwa guru-guru yang memegang mata pelajaran matematika, harus sedikit lebih friendly kepada siswa sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran tanpa merasa tertekan.

Terakhir, survei dampak Pandemi Covid 19 terhadap pendidikan di Indonesia, OECD menyimpulkan dua hal.

Pertama, pelajar dicirikan oleh lemahnya pengendalian emosi jika dibandingkan dengan negara OECD dan negara mitra.

Fakta itu cukup menggambarkan suasana terkini kondisi pendidikan kita akhir-akhir ini yang diramaikan kasus kekerasan yang dilakukan oleh siswa terhadap guru, siswa terhadap siswa, bahkan perusakan fasilitas sekolah oleh siswa. Saatnya sekolah memberdayakan guru BK dengan lebih masif.

Survei ini juga menyimpulkan sekolah-sekolah di Indonesia relatif siap menerima pengajaran jarak jauh setelah pandemi, dibandingkan negara/ekonomi OECD dan mitra lainnya.

Tentu saja pemerintah perlu memperhatikan hasil PISA dengan seksama. Walaupun belum begitu menggembirakan, kenaikan sedikit rangking PISA adalah harapan yang harus dipelihara.

Kemdikbud Ristek mengklaim kenaikan ini adalah hasil dari penerapan Kurikulum Merdeka. Tidak salah juga, sebab ketika tes ini dijalankan, sekolah-sekolah tengah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Namun, euforia ini sebaiknya tidak lantas membuat tutup mata bahwa Indonesia tetap saja masih jauh ditinggalkan negara maju, bahkan negara-negara ASEAN.

Indonesia masih sekelompok dengan negara-negara yang tidak diperhitungkan di dunia. Negara-negara itu, ada yang masih terlibat perang, ada yang baru ikut PISA satu kali, dua kali bahkan kebanyakan negara latin Amerika yang dilanda kemiskinan dan banyak masalah.

Sehingga sangat kontras dengan peran Indonesia di ASEAN yang selalu diperhitungkan.

Naiknya rangking PISA Indonesia menjadi momentum untuk bangkit. Skor PISA bukan sekadar simbol dan angka-angka, tetapi lebih menceritakan banyak hal kepada dunia dari prestasi pendidikan suatu negara dan segudang masalah di baliknya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/12/31/130745471/membaca-hasil-tes-pisa-2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke