Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rektor Binus: Pintar Saja Tidak Cukup, Mahasiswa Harus Punya Skill dan Karakter

KOMPAS.com - Rektor Binus University, Prof Harjanto Prabowo mengatakan, fundamental pendidikan sejatinya tidak hanya untuk membuat anak pintar. Pendidikan semestinya juga membuat anak menguasai berbagai keterampilan (skill) dan memiliki karakter.

“Untuk jadi pintar sangat mudah, menguasai skill bisa dilakukan, namun yang tidak kalah penting adalah karakter seperti menjadi orang mandiri, rajin, jujur, menghargai orang,” ujarnya dalam sesi sharing knowledge School Executive Excursion (SEE) yang berlangsung di Hong Kong, Senin (17/7/2023).

Karena itu, ia mengatakan bahwa belajar semestinya tidak hanya terpaku di dalam kelas. Diperlukan berbagai kegiatan untuk membagun pengetahuan, keterampilan hingga karakter anak.

“Sekolah itu jangan cuma di kelas, (hadirkan) kegiatan macam-macam, kalau di Binus macam-macam kegiatannya. Latihan terus, berdiskusi, ikut kegiatan luar kampus, supaya kuat mental, tidak cengeng,” ucap Prof Harjanto kepada 76 peserta Binus SEE 2023 yang terdiri dari Kepala dan Wakil Kepala SMA dari berbagai sekolah di Indonesia.

Pembentukan karakter rupanya juga menjadi poin penting bagi pendidik yang hadir dalam Binus SEE 2023.

Wakil Kepala Kurikulum Penilaian Global Prestasi School Bekasi, Arkadius Muda merasa senang bisa mendapatkan banyak ilmu selama mengikuti kegiatan sharing session bersama Rektor Binus University. Ia setuju bahwa pendidikan karakter merupakan yang utama bagi murid.

“Pengetahuan itu nomor dua, yang paling pertama pembentukan karakter anak. Setinggi apapun pendidikanmu kalau kamu tidak punya karakter kamu tidak ada apa-apanya,” ujarnya.

“Kedua adalah networking atau kemampuan bersosialisasi. Kalau kemampuan sosial tidak ada, maka sepintar apapun kamu, tidak ada apa-apanya. Sehingga, kalau semua itu berjalan bersama, yakni karakter, sosial dan pengetahuan, maka kita baru bisa melahirkan anak-anak yang sukses,” imbuh dia.

Belajar tidak cukup di kelas

Menurut Prof Harjanto, setidaknya ada tiga hal penting yang harus diberikan sekolah atau kampus sebagai bekal lulusan bersaing di dunia kerja atau menjadi wirausaha, yakni technical skill (kemampuan teknis), soft skill (keterampilan lunak) dan value (karakter).

Ia mencontohkan langkah yang telah dilakukan Binus University dalam upaya menghasilkan lulusan dengan tiga bekal tersebut. Salah satunya program 2+1+1.

Program 2+1+1 memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk merasakan pengalaman kuliah di kampus asal selama 2 tahun, lalu 1 tahun kuliah di kampus Binus di kota lain, dan 1 tahun mengambil salah satu dari 7 program enrichment.

Program enrichment yang bernilai 20 SKS tersebut bisa berupa penelitian, pengabdian kepada masyarakat, merintis usaha, studi ke luar negeri, magang kerja di perusahaan, studi lanjut dan studi independen khusus.

“Masuk Binus bisa pilih (jurusan) computer science maka major-nya itu, tetapi ada peminatan sesuai bidang yang ingin didalami, jadi mahasiswa memiliki kompetensi di luar kompetensi utamanya,” ujar Prof Harjanto.

Tidak hanya itu, mahasiswa juga dituntut aktif dalam kegiatan di luar akademik, seperti organisasi mahasiswa, mengikuti seminar, kegiatan sosial hingga kegiatan volunteer. Keaktifan tersebut akan dinilai oleh Binus dalam bentuk poin.

Sehingga untuk bisa lulus, selain memenuhi target SKS, mahasiswa juga harus memenuhi 120 poin kegiatan di luar akademik.

Kegiatan di luar akademik diharapkan mampu membekali mahasiswa dengan soft skill dan karakter, yang berguna saat mereka bekerja maupun terjun ke masyarakat.

Peran lingkungan dalam pembentukan karakter

Tak berhenti di sana, Prof Harjanto mengatakan, lingkungan sekolah atau kampus juga harus memiliki value sehingga mampu membangun lulusan yang memiliki karakter, seperti integritas, respek, hingga memiliki daya juang.

Salah satu contoh nyata yang dilakukan Binus untuk menciptakan lulusan yang memiliki integritas adalah dengan membuat aturan drop out bagi mahasiswa yang ketahuan menyontek sejak tahun 2016.

Menyontek bukan sama sekali hal baru. Namun, hal yang sudah biasa terjadi bukan berarti perlu diberikan pemakluman dan dibiarkan terus terjadi.

Menurut Prof Harjanto, meski tidak mudah untuk menerapkan aturan tersebut, budaya yang salah tidak semestinya dilestarikan, mengingat tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan individu yang menjadi penerus bangsa.

Hal ini juga berlaku bagi alumni Binus. Binus akan mencabut gelar maupun penghargaan bagi alumni yang terbukti korupsi.

“Bahkan di depan alumni saya bilang jangan korupsi, jangan menyebabkan orang lain berbuat korupsi. Kalau Anda melakukan, semua penghargaan akan dicabut,” ujar Prof Harjanto.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/07/18/073000071/rektor-binus-pintar-saja-tidak-cukup-mahasiswa-harus-punya-skill-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke