Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ParagonCorp Kolaborasi Kemendikbud dan MIT untuk Bangun Ekosistem Inovasi

KOMPAS.com - ParagonCorp, Kemendikbud Ristek dan Universitas Gadjah Mada (UGM) bakal berkolaborasi dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Bentu kolaborasinya yakni untuk membangun ekosistem inovasi di Indonesia. Adapun agenda program ini disampaikan langsung pada acara diskusi "Innovation Ecosystem in Indonesia: the MIT REAP Framework" di Gedung D Kemendikbud Ristek.

Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Nizam (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud Ristek), Salman Subakat (CEO Paragon Technology and Innovation), Shari Loessberg (Senior Lecturer MIT Sloan School of Management), dan Marina Kusumawardhani (Main Organizer & Harvard Graduate).

Prof. Nizam menyampaikan bahwa program ini merupakan sebuah gebrakan baru karena pemerintah menggunakan multistakeholder approach dalam membangun suatu ekosistem inovasi.

"Pendekatan ini akan melibatkan kolaborasi banyak pihak, universitas, pemerintah dan swasta bersama-sama. Biasanya kita bekerja sendiri-sendiri, tapi sekarang kita mencoba membangun ekosistem inovasi bersama-sama," ujarnya dalam keterangan tertulis yang disampaikan pihak ParagonCorp, Rabu (21/6/2023).

Tentu tujuan lain dari program ini untuk mencapai visi Indonesia Maju. Indonesia membutuhkan inovasi teknologi yang hanya dapat dicapai dengan pendekatan ekosistem.

Menurut Marina Kusumawardhani, pihaknya berniat untuk belajar dari sumber yang terbaik yakni MIT (Massachusetts Institute of Technology).

Sebab, kampus tersebut telah berpengalaman selama puluhan tahun dalam membangun ekosistem inovasi di tujuh puluh negara.

"Kami mencoba mengaplikasikan MIT REAP Framework untuk menciptakan ekosistem inovasi di Indonesia," kata dia.

Sementara sebagai perwakilan dari swasta dalam acara ini, Salman Subakat juga menceritakan pengalamannya ketika membangun ekosistem di Paragon.

Menurut Salman, Paragon sebetulnya sudah menjadi perusahaan berbasis ekosistem sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.

"Ekosistem adalah rahasia kesuksesan Paragon sehingga mampu mengalahkan market share perusahaan-perusahaan biotech dan kosmetik dari luar negeri," terangnya.

Pada kesempatan itu, Salman Subakat juga menyampaikan bahwa Paragon sangat setuju dengan pemaparan MIT dimana framework harus disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat.

"Namun tentunya pengalaman MIT tersebut harus dapat disesuaikan dengan konteks Indonesia karena berdasarkan pengalaman Paragon, ada banyak yang harus diatasi secara spesifik untuk kasusnya di Indonesia," ungkap Salman.

Sedangkan menurut Shari Loessberg, Senior Lecturer MIT Sloan yang menjadi tamu utama di acara ini memaparkan hal-hal yang paling penting untuk membangun ekosistem inovasi di suatu negara.

Menurutnya, hal paling utama adalah kerjasama antara pemangku kepentingan di sebuah negara dan swasta yang kuat, dalam menjadi perintis pembangunan ekosistem inovasi.

Tetapi yang menarik dan paling penting dalam membangun ekosistem inovasi itu adalah mindset orang-orangnya, bukanlah uang atau resource.

Dan itu harus ditanyakan masing-masing bangsa ke dirinya sendiri, karena memang tergantung budaya yang ada di negara itu.

"Apakah mau ber-mindset kolaborasi dan kerjasama antar sektor, atau tidak peduli dan jalan sendiri-sendiri saja dengan ego sektoral? Tentunya semua sektor harus berkolaborasi agar ekosistem inovasi yang diharapkan dapat tercipta," papar Shari Loessberg.

Tak hanya itu, Shari Loessberg juga menyampaikan bawa MIT REAP dapat menanam benih ekosistem, tetapi apakah ekosistem itu akan tumbuh berkembang akan bergantung pada penerimaan budaya dan mindset masyarakat setempat.

Karenanya, Kemendikbud Ristek dan ParagonCorp berharap, program yang dilaksanakan bersama-sama dan melibatkan banyak pihak ini dapat menghasilkan gebrakan ekosistem inovasi di Indonesia dan mampu mencapai visi Indonesia Maju seperti yang dicita-citakan.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/06/24/101700271/paragoncorp-kolaborasi-kemendikbud-dan-mit-untuk-bangun-ekosistem-inovasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke