Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini 3 Keunggulan Kurikulum Merdeka bagi Sekolah, Guru, dan Murid, Apa Saja?

KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka pada Jumat (11/2/2022) secara virtual.

Kurikulum terbaru tersebut memiliki perbedaan mendasar ketimbang kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia. Paling kentara, Kurikulum Merdeka tidak lagi menyertakan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Hal itu berarti, guru dan murid tidak lagi terbelenggu pada nilai agar bisa mencapai KKM. Sebagai gantinya, guru diberi keleluasaan dalam menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran pada peserta didik.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Riset) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, inti Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar. Melalui konsep itu, Kurikulum Merdeka diciptakan dengan tiga keunggulan mendasar bagi murid, guru, dan sekolah.

Pertama, jelas Menteri Nadiem, materi yang diajarkan lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum Merdeka akan fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik sesuai fasenya.

Para guru juga memiliki kesempatan untuk mendalami materi pelajaran dan tidak terburu-buru untuk berpindah ke materi berikutnya. Dengan demikian, peserta didik mampu memahami konsep dengan lebih mendalam.

Kedua, lebih merdeka. Nadiem mencontohkan, dalam Kurikulum Merdeka, tidak ada peminatan atau jurusan pada siswa sekolah menengah atas (SMA).

“Peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya di dua tahun masa SMA,” kata Nadiem dalam episode ke-15 Merdeka Belajar yang disiarkan di kanal Youtube Kemendikbud Riset, Jumat.

Bagi para guru, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan dalam mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah juga diberikan kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai dengan karakteristik sekolah tersebut.

Ketiga, Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran dilakukan melalui berbagai kegiatan berbasis proyek di dalam kelas. Dengan demikian, peserta didik akan mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan saat lulus sekolah, seperti bekerja dalam kelompok dan menghasilkan suatu karya.

Menurut Nadiem, hal tersebut merupakan poin penting dalam Kurikulum Merdeka. Dengan pembelajaran berbasis pengalaman, para peserta didik dapat lebih mudah memahami suatu konsep pelajaran.

“Selain berguna untuk skill di masa depan, kurikulum ini akan bermanfaat untuk pendidikan karakter murid. Karakter murid akan dibangun dengan mengerjakan proyek-proyek bersama teman-teman dan guru,” tuturnya.

Adapun sejumlah proyek yang dilakukan adalah proyek lingkungan, kebinekaan untuk membangun rasa toleransi, kesehatan untuk mengerti dampak kesehatan, literasi digital, dan proyek penting lain.

Proyek-proyek tersebut disusun secara interaktif untuk memantik peserta memahami konsep tertentu. Contohnya, memantik siswa untuk saling menghargai perbedaan saat menjalankan proyek kebinekaan.

Menteri Nadiem menjelaskan, meski Kurikulum Merdeka telah resmi diluncurkan, sekolah tidak dipaksa untuk segera mengaplikasikannya. Sekolah yang merasa belum siap berubah boleh tetap menggunakan kurikulum 2013. Sekolah juga diperbolehkan memilih Kurikulum Darurat bila masih belum berani melakukan perubahan pembelajaran secara besar.

“Bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melakukan transformasi sesuai dengan kecepatan yang diinginkan, dapat memilih menerapkan Kurikulum Merdeka,” ujar Nadiem.

Menurutnya, tidak akan ada transformasi sekolah jika kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa untuk berubah. Kunci perubahan kurikulum adalah kepala sekolah dan guru memilih untuk perubahan tersebut.

Antusiasme guru dan murid

Sebelum resmi diluncurkan, Kurikulum Merdeka dikenal sebagai Kurikulum Prototipe dan sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak pada Tahun Ajaran 2021/2022.

Para guru yang menerapkan Kurikulum Merdeka pun merasakan perubahan dalam mengajar para murid. Salah satunya adalah guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Temanggung, Jawa Tengah, Joko Prasetyo. Ia mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka membuat guru merasa dihargai dalam proses dan pencapaian siswa dalam belajar.

“Guru lebih fleksibel untuk berkreasi dalam mengajar,” ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan Stevani Anggia Putri, guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 005 Sekupang, Kota Batam. Menurutnya, asesmen pembelajaran Kurikulum Merdeka cukup efektif untuk membantu memetakan kebutuhan siswa. Sebagai guru, ia dapat menyusun metode serta strategi pembelajaran yang sesuai minat dan profil siswa.

Selain itu, Kurikulum Merdeka juga dilengkapi pembelajaran kolaboratif berbentuk proyek yang bertujuan untuk mengembangkan Profil Pelajar Pancasila melalui pengalaman belajar.

Kurikulum Merdeka juga telah diterapkan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Batu Merah Ambon, Maluku. Kepala Sekolah SLBN Batu Merah Padil Sarip Mako mengatakan bahwa dengan menerapkan Kurikulum Prototipe, sekolahnya dapat mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

“Dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek, memberikan kesempatan kepada siswa lebih percaya diri untuk belajar melalui pengamatan, seperti bekerja sama dan toleransi antar-sesama dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” tutur Padil.

Tak hanya pihak guru, peserta didik pun turut menyambut baik penerapan Kurikulum Merdeka. Siswa kelas 10 SMA Muhammadiyah 4 Depok, Jawa Barat, Khairunnisa Illona Yulianto, misalnya, menyebut bahwa Kurikulum Merdeka dapat membantunya dalam memilih pelajaran yang sesuai dengan minatnya.

“Menurut saya, itu bagus karena siswa tidak dipaksa untuk memahami pelajaran yang tidak diminati,” tutur Khairunnisa seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

Ia pun berharap, kurikulum baru itu bisa membantu dirinya dan siswa lain untuk menemukan keahlian serta bakat masing-masing. Dengan begitu, peserta didik dapat meraih apa yang diinginkan tanpa rasa takut untuk mencoba serta fokus dengan apa yang disukai.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/02/18/153300371/-ini-3-keunggulan-kurikulum-merdeka-bagi-sekolah-guru-dan-murid-apa-saja-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke