Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tips Anti Terpengaruh Hoaks bagi Siswa, Mahasiswa dan Masyarakat

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi di era digital saat ini semakin pesat. Tak heran jika informasi menjadi mudah tersebar di masyarakat.

Informasi itu menyebar dengan cepat melalui media sosial. Karena itu, masyarakat khususnya siswa dan mahasiswa harus bisa mencermati kebenarannya.

Jangan sampai, informasi atau berita yang didapat dari media sosial langsung diterima mentah-mentah dan disebarkan kembali.

Padahal, banyak berita atau media yang tidak terverifikasi. Jadi, mulai saat ini harus lebih cermat dalam menerima informasi dan menyebarkan informasi.

Mengutip akun Instagram TVRI Nasional, Kamis (26/11/2020), berikut ini ada 5 tips anti terpengaruh hoaks (hoax) bagi siswa, mahasiswa, dan masyarakat.

1. Hati-hati judul provokatif

Berita hoaks sering kali memiliki judul yang bersifat provokatif dan mengundang sensasi. Ada juga berita hoaks yang diambil dari media atau surat kabar resmi tapi malah diubah isinya.

Wah, bahaya banget ya. Ingat, jangan lihat dari judulnya saja ya.

2. Cari tahu sumber berita

Bersumber dari Dewan Pers, di Indonesia terdapat lebih dari 43.000 situs yang mengklaim dirinya sebagai media berita.

Namun yang sudah terverifikasi tidak sampai 300. Nah, sebelum membaca sebuah artikel, ketahui dulu ya sumber aslinya dan cermati dengan baik.

3. Cek keaslian foto dan video

Tidak hanya tulisan saja, namun kita juga harus memperhatikan hal lainnya, yakni foto dan video. Ini karena komponen tersebut biasanya dapat dimanipulasi dengan tujuan memprovokasi.

Tapi tenang, kamu bisa menggunakan sebuah aplikasi untuk membandingkan hasil dan mengambil kesimpulan apakah foto tersebut asli atau palsu.

4. Ikut grup anti hoaks

Salah satu upaya lainnya ialah kamu bisa bergabung dengan grup anti hoaks di media sosial. Dengan begitu, pemikiran seseorang bisa terbuka dan dapat terhindar dari berita palsu.

5. Lebih kritis membaca berita

Jadi, mulai sekarang kita harus lebih cermat dan kritis dalam membaca berita. Jangan sampai berita atau informasi yang kita terima langsung dipercaya begitu saja dan disebarkan ke orang lain.

Sementara melansir laman Universitas Jambi (Unja), hoaks (hoax) merupakan berita bohong yang merugikan orang lain. Hal itu disebabkan informasi tersebut dapat menilai seseorang secara sepihak tanpa mengetahui kebenarannya.

Karena itu, terlebih bagi seorang mahasiswa, peran mahasiswa harus tidak mudah tergiring oleh opini yang beredar di media sosial. Tidak mudah percaya pada informasi yang sedang diperbincangkan di masyarakat.

Berikut ini beberapa hal yang perlu mahasiswa lakukan:

1. Bijak dalam memanfaatkan internet

Gunakanlah internet secukupnya saja. Melihat bagaimana media sosial saat ini menjadi ladang subur tumbuhnya hoaks, maka untuk mencegah peluang besar kita terpengaruh sebaiknya membatasinya dengan kegiatan yang lebih positif, seperti membaca buku dan sebagainya.

2. Membudayakan membaca yang baik dan benar

Agar mendapatkan inti sari dari sebuah berita, kita dituntut teliti memahami keseluruhan teks tersebut. Maka jangan membaca hanya sepenggal tetapi secara utuh mulai dari judul sampai kalimat akhir.

Supaya tidak mudah terpedaya oleh judul-judul berita yang isinya bisa jadi merupakan provokasi.

3. Jangan menyebarluaskan konten hoaks

Jangan mudah tergoda untuk membagikan tautan. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan UU ITE pasal 28 ayat 1 yang bisa menjerat siapa saja yang ikut menyebar luaskan konten hoaks.

Oleh karena itu mahasiswa harus benar-benar menjadi filter ditengah-tengah masyarakat. Memberikan informasi yang kredibel dan menjadi tameng dalam mencegah hoaks yang mencoba merusak ketertiban masyarakat Indonesia.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/11/27/080351471/5-tips-anti-terpengaruh-hoaks-bagi-siswa-mahasiswa-dan-masyarakat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke