Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Laut Sedunia, Berapa Banyak Sampah Plastik di Laut?

Kompas.com - 08/06/2022, 14:04 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Laut Sedunia atau World Ocean Day diperingati setiap 8 Juni sejak disepakati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2008.

Peringatan ini dibuat untuk menggalang kepedulian akan pentingnya merawat, menghargai, dan menjaga laut beserta ekosistemnya.

Salah satu masalah yang jadi perhatian dunia yakni keberadaan sampah plastik di laut yang mengancam ekosistem laut.

Tidak hanya menimbulkan risiko bagi keselamatan dan kesehatan hewan laut, rusaknya ekosistem laut juga berdampak pada kesehatan dan ekonomi bagi manusia.

Belum ada yang tahu jumlah pasti berapa banyak plastik di laut yang tidak bisa terurai.

Baca juga: Populasi Manusia Juni 2022 Diklaim Mencapai 8 Miliar, Benarkah?

Dikutip dari National Geographic, 24 Juli 2020, para ilmuwan memperkirakan pada 2015 jumlah akumulasi sampah plastik di laut sekitar 150 juta metrik ton.

Dengan jumlah tersebut, diperkirakan pada 2040 jumlah sampah plastik di laut bisa mencapai 600 juta metrik ton apabila tidak ada penanganan serius.

Mikroplastik tidak hanya ditemukan mengambang di permukaan air, tetapi hingga ke dasar laut.

The Ocean Cleanup, organisasi nirlaba yang mengembangkan teknologi untuk membersihkan lautan dari plastik, mencatat, diperkirakan 1,15-2,41 juta ton plastik memasuki laut setiap tahun dari sungai.

Sebagian besar plastik yang diambil terbuat dari polietilen kaku atau keras (PE) serta polipropilen (PP).

Ukurannya beragam, mulai dari pecahan kecil hingga benda yang lebih besar.

Penyebab banyaknya sampah plastik di laut

Martin Stuchtey, salah satu pendiri dan mitra pengelola SYSTEMIQ, perusahaan yang fokus pada perubahan sistem ekonomi berkelanjutan, berpendapat bahwa pertumbuhan populasi global dan peningkatan produksi plastik sekali pakai menjadi salah satu penyebabnya banyaknya sampah plastik di laut.

Menurutnya, pandemi Covid-19 menambah kekacauan. Turunnya harga minyak dunia telah membuat produksi plastik murni lebih murah dari sebelumnya.

Baca juga: Tren Keausan Batu di Candi Borobudur Terus Meningkat Setiap Tahun

Masyarakat berusaha mencari perlindungan dari paparan virus, sehingga permintaan barang-barang yang dilapisi plastik sekali pakai juga melonjak.

Sementara, hal ini tidak diimbangi oleh akses daur ulang yang memadai di setiap negara.

Daur ulang adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi penggunaan plastik, tetapi Stuchtey mengungkapkan, saat ini dua miliar orang tidak memiliki akses ke sistem pengumpulan sampah dan daur ulang sampah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com