Pada 2040, jumlah itu akan berlipat ganda menjadi empat miliar dan sebagian besar berada di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Sementara, banyak solusi praktis dilakukan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali yang dilakukan oleh individu atau komunitas. Namun usaha itu tidaklah cukup. Keberadaan sampah plastik bersumber dari industri dan sistem.
Proyek yang dikembangkan oleh Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ yang berbasis di London, menyerukan perubahan industri plastik global secara besar-besaran dengan mengalihkannya ke sistem ekonomi berkelanjutan.
"Tujuan kami adalah untuk mengubah hati para pemain kunci dan mereka akan memimpin dan mengatur panggung untuk standar baru tentang cara bisnis beroperasi, dan kami akan pergi dari sana,” kata Winnie Lau, manajer senior di Pew yang mengawasi proyek tersebut.
Apabila mikroplastik mencemari ekosistem laut, maka ada kemungkinan untuk mencemari rantai makanan yang melibatkan manusia.
Melalui proses yang disebut bioakumulasi, bahan kimia dalam plastik akan masuk ke tubuh hewan yang terpapar plastik. Kemudian, saat pengumpan menjadi mangsa, bahan kimia akan berpindah ke pemangsa, tertangkap jaring nelayan, hingga jadi makanan manusia.
Dari sisi ekonomi, sebuah studi yang dilakukan bekerja sama dengan Deloitte, memeprkirakan biaya ekonomi tahunan untuk menanggulangi sampah plastik laut diperkirakan antara 6-19 miliar dollar AS.
Biaya ini diakumulasikan dari dampaknya terhadap pariwisata, perikanan dan budidaya, serta pembersihan yang dilakukan oleh pemerintah.
Biaya ini tidak termasuk dampak pada kesehatan manusia dan ekosistem laut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.