Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Keausan Batu di Candi Borobudur Terus Meningkat Setiap Tahun

Kompas.com - 09/06/2022, 08:31 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Aspek konservasi menjadi alasan utama kenaikan tiket dan pembatasan kuota pengunjung yang naik ke struktur dan stupa Candi Borobudur.

Berdasarkan data dari Balai Konservasi Borobudur (BKB), setiap tahunnya batuan candi memang terus mengalami peningkatan keausan.

Data terakhir dari BKB pada tahun 2019 nilai akumulatif keausan batu Candi Borobudur mencapai 3,95 sentimeter.

Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yang tingkat keausannya sebesar 3,78 centimeter.

BKB menyebutkan, sejak 1984 sampai 2019 tingkat keausan batu candi terus meningkat. Setelah sebelumnya, pada 1983 selesai dilakukan pemugaran kedua.

Baca juga: Rencana Konservasi Candi Borobudur, Hanya Biksu yang Boleh ke Stupa Saat Ibadah

Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Pemeliharaan Candi BKB, Bramantara menjelaskan kondisi di lapangan saat ini ada beberapa batu yang tingkat keausannya mencapai 3 sampai 5 sentimeter.

"Yang 3 sampai 5 sentimeter di lapangan kan ada. Tapi enggak semua. Ada beberapa batu,” ujar Bramantara saat ditemui dalam acara workshop penyiapan bahan pembuatan upanat di Balkondes Tuksongo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (7/6/2022).

Menurut dia, tingkat keausan sejumlah batu di Candi Borobudur tidak merata.

Tingkat keausan batu yang cukup tinggi berada di tangga naik di sisi timur dan tangga turun di sisi utara. Karena sering dilalui oleh pengunjung.

Dijelaskan Bramantara, aspek utama yang menyebabkan tingkat keausan batu candi memang disebabkan banyaknya pengunjung.

"Yang paling potensial ya gesekan alas kaki (pengunjung)," kata dia.

"Kalau terkait keausan kita ada hitung-hitungannya. Kita hitungannya per 1 kali gesekan 5,5 x 10 pangkat min 10, menghasilkan kikisan sebesar itu. Per satu kali gesekan, tinggal dikalikan saja jumlah pengunjung," kata Bramantara.

Baca juga: Jika Naik ke Borobudur Rp 750.000, Ini Perbandingan Harga dengan Ikon Wisata Dunia

Dia mengatakan, pembatasan pengunjung yang naik candi merupakan upaya mempertahankan agar usia Candi Borobudur bisa lebih lama lagi.

Terkait polemik harga tiket naik ke struktur dan stupa Candi Borobdur, Bramantara menyebut bahwa itu bukan urusan BKB.

"Kami ngomongnya sekarang kan visitor management. Di mana pun esensinya, di mana pun lokasinya apalagi yang sudah menjadi world heritage, pembatasan itu sudah diterapkan,” ucap Bramantara.

Sebelumnya terkait pembatasan pengunjung yang naik ke struktur dan stupa Candi Borobdur juga telah direkomendasikan oleh UNESCO tahun 2006.

Namun, baru kali ini menjadi ramai karena disertai dengan peningkatan harga tiket.

"Rekomendasi itu sudah lama. Rekomendasi di beberapa reaktif monitoring UNESCO pada 2006. Di beberapa dokumen lainnya juga merekomendasikan harus ada pengaturan pengunjung," kata Bramantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com