KOMPAS.com - Penyakit demam berdarah dengue di Indonesia kembali menjadi perhatian dengan jumlah kasus yang semakin meningkat.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menyatakan, perubahan iklim menjadi salah satu penyebab bertambahnya pasisen DBD.
Berikut pernyataan yang disampaikan Imran dalam Arbovirus Summit di Bali, pada 22 April 2024:
"Perubahan iklim tak hanya membebani pelayanan kesehatan, karena membuat kasus semakin naik dan naik, tetapi kami juga menimbang bahwa perubahan iklim akan membebani sistem kesehatan. Sebagai contoh, kekeringan."
Peneliti kesehatan publik Universitas Airlangga, Ilham Akhsanu Ridlo menjelaskan, salah satu alasan mengaitkan perubahan iklim dengan DBD adalah meningkatnya suhu global.
Sebab, suhu global yang semakin panas antara 1950 hingga 2018 memang meningkatkan kesesuaian iklim untuk penularan virus dengue oleh nyamuk Aedes aegypti. Ini membuat lebih banyak daerah jadi tempat layak huni bagi nyamuk.
Ada juga sejumlah perubahan iklim yang meningkatkan populasi nyamuk dan penularan demam berdarah,seperti peningkatan curah hujan, kejadian banjir, dan perubahan pola musim.
Simak penjelasannya dalam infografik berikut ini:
View this post on Instagram
***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.