KOMPAS.com - Single kedua dari band punk asal Inggris, Sex Pistols, menjadi kontroversi ketika dirilis pada 27 Mei 1977.
Dilansir Far Out, lagu berjudul "God Save the Queen" itu dianggap sebagai penghinaan terhadap Ratu Elizabeth II yang pada waktu itu sedang merayakan Silver Jubilee.
British Broadcasting Corporation (BBC) terang-terangan melarang lagu itu diputar karena dinilai telah melecehkan perayaan 25 tahun penobatan Ratu Elizabeth II.
Tak hanya itu, Independent Broadcasting Authority menolak memutar lagu tersebut dan jaringan supermarket Woolworths juga menolak menjual satu keping pun lagu itu.
Judul "God Save the Queen" juga memicu ketersinggungan publik karena diambil langsung dari lagu kebangsaan Inggris.
Lirik lagu tersebut juga dianggap berlebihan karena menyamakan kepemimpinan Ratu Elizabeth II dengan rezim fasis.
Baca juga: Kilas Balik Space Oddity, Lagu yang Melesatkan Karier David Bowie
Dalam sebuah wawancara pada 2017, vokalis Sex Pistols, Johnny Rotten mengatakan bahwa lagu itu mewakili pandangannya terhadap monarki Inggris dan sikap anti-otoriter.
"Itu mengekspresikan sudut pandang saya tentang monarki secara umum dan siapa pun yang meminta kepatuhan mutlak," kata Rotten.
"Saya tidak dapat menerima hal itu. Anda harus membuktikan diri layak untuk meminta persahabatan dan kesetiaan saya. Dan Anda harus memiliki poin-poin yang terbukti bernilai agar saya dapat mendukung Anda. Begitulah adanya," ujarnya.
Rotten menambahkan, lagu itu ditulis bukan karena kebencian Sex Pistols terhadap bangsa Inggris, tetapi justru sebaliknya.
"Anda tidak menulis 'God Save the Queen' karena Anda membenci bangsa Inggris. Anda menulis lagu seperti itu karena Anda mencintai mereka, dan Anda muak dengan perlakuan buruk terhadap mereka," ungkapnya.
Baca juga: Kisah di Balik Lagu Hey Jude Karya The Beatles
Uniknya, lagu kontroversial itu awalnya tidak diberi judul "God Save the Queen", tetapi "No Future".
Namun, drummer Sex Pistols, Paul Cook, menjelaskan bahwa perubahan judul itu adalah kebetulan semata dan bukan sesuatu yang direncanakan.
"Lagu itu tidak ditulis secara khusus untuk perayaan penobatan Ratu (Jubilee). Kami tidak menyadarinya pada saat itu. Itu bukanlah upaya yang disengaja untuk mengejutkan semua orang," kata Cook.