Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Langkah Google Memerangi Misinformasi dan Disinformasi

Kompas.com - 20/04/2022, 10:20 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Misalnya, pada 2020, tim Google Ads telah menambahkan dan memperbarui lebih dari 40 kebijakan untuk pemasaran iklan dan penerbit.

Di YouTube, terdapat kebijakan tentang misinformasi Covid-19 pada 2020.

Sementara di Google Play, ada kebijakan tentang Manipulated Meida untuk mengatasi aplikasi-aplikasi yang menyebarluaskan atau membuat media yang direkayasa.

"Kami mengedepankan transparansi dalam seluruh upaya kami dan kami menyediakan berbagai sumber terbuka bagi umum, misalnya situs web Transparency Report, halaman Pusat Bantuan, dan unggahan terkini di blog Google," ucap Sahel.

Baca juga: Rusia Blokir Google News karena Informasinya Dituding Tidak Autentik

Google juga mengembangkan Threat Analysis Group yang berfungsi menurunkan jaringan disinformasi di seluruh produk Google yang terdampak.

3. Menyediakan konteks dan mendukung literasi media

Di seluruh produk Google, seperti Search, News, YouTube, terdapat fitur untuk memberi konteks kepada pengguna.

Fitur-fitur tersebut meliputi knowlage panel yang dapat memberikan rincian atas suatu topik yang sedang dicari melalui YouTube atau Google Search.

Khususnya topik-topik yang tentan terhadap misinfromasi, seperti Covid-19.

Google juga memiliki Fact Check Explorer yang dapat membantu pengguna mencari melalui hasil pemeriksaan fakta secara daring.

Informasi tersebut akan muncul di Search dalam bentuk berita-berita yang telah diperiksa kebenarannya.

Baca juga: Soal Doxxing dan Upaya Untuk Memperkuat Kerja Pemeriksa Fakta di Indonesia

Menghapus konten secara sepihak tidak serta-merta bisa memberantas misinformasi dan disinformasi. Namun memberi konteks kepada pengguna merupakan salah satu cara yang sejauh ini cukup efektif diterapkan.

"Kami meyakini bahwa ada cara yang paling jitu untuk memerangi misinformasi adalah di tingkat ekosistem," ucap Sahel.

Di tengah era banjir informasi, Google menyadari pentingnya mempertajam literasi media.

"Cabang filantropi kami, Google.org, mendanai program literasi Tular Nalar yang berhasil menjangkau 1.400 dosen dan 6.000 guru selama dua tahun terakhir," tutur Sahel.

Google.org telah memberikan dukungan kepada Mafindo dan MAARIF Institute melalui dana hibah sebesar 800.000 dollar AS.

Kedua lembaga tersebut diharapkan dapat bekerja sama dan menjangkau 26.000 dosen, guru, dan siswa lainnya di seluruh Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

Hoaks atau Fakta
Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Hoaks atau Fakta
Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan Puing Sirip Helikopter Presiden Iran yang Jatuh

Hoaks atau Fakta
Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Fitur AI Terbaru dari Microsoft Dinilai Membahayakan Privasi

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com