Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Langkah Google Memerangi Misinformasi dan Disinformasi

KOMPAS.com - Beredarnya hoaks, disinformasi, serta misinformasi yang masif di ranah digital membuat penyedia platform di internet melakukan sejumlah antisipasi agar persebarannya tidak semakin meluas.

Hal ini pun dilakukan Google sebagai salah satu perusahaan besar yang menyediakan berbagai platform di dunia maya.

Google Indonesia kemudian menggelar forum Google for Media pada Selasa (19/4/2022), untuk membahas mengenai tren makro yang membentuk dunia jurnalisme dan penerbitan digital.

Salah satu topik dalam forum tersebut membahas mengenai pergulatan Google melawan misinformasi.

Head of Information Policy Google APAC, Jean-Jacques Sahel memaparkan mengenai upaya-upaya Google untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat.

Lantas, apa saja langkah yang diambil Google dalam memerangi misinformasi dan disinformasi?

1. Memilih konten berkualitas dalam pemeringkatan

Menurut Google, situs dan konten digital berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam sistem pemeringkatan di platformnya.

Sebagai upaya memerangi misinformasi dan disinformasi, Google bertugas mengangkat konten berkualitas dan menyusunnya menggunakan algoritma.

"Yang pertama adalah dengan menjadikan kualitas sebagai aspek utama dalam sistem pemeringkatan kami," ucap Sahel.

Pemeringkatan berdasarkan kualitas juga diterapkan untuk aplikasi-aplikasi di Google Play dan video di YouTube.

"Kami mengandalkan uji konsumen dan kami memiliki proses evaluasi yang ketat untuk menganalisis matriks, serta menentukan apakah kami akan menerapkan perubahan-perubahan yang diusulkan," jelas Sahel.

2. Melarang konten dan perilaku berbahaya

Google juga mengembangkan berbagai kebijakan untuk melindungi pengguna dari berbagai koten dan perilaku yang berbahaya.

Google memiliki tim khusus yang secara sistematis meninjau ulang seluruh kebijakan agar dapat menjamin keamanan pengguna.

"Untuk menegakkan kebijakan itu, Google menggunakan gabungan dari otomatisasi dengan machine learning, pengguna penanda, dan tim penjualan ulang," kata Sahel.

Misalnya, pada 2020, tim Google Ads telah menambahkan dan memperbarui lebih dari 40 kebijakan untuk pemasaran iklan dan penerbit.

Di YouTube, terdapat kebijakan tentang misinformasi Covid-19 pada 2020.

Sementara di Google Play, ada kebijakan tentang Manipulated Meida untuk mengatasi aplikasi-aplikasi yang menyebarluaskan atau membuat media yang direkayasa.

"Kami mengedepankan transparansi dalam seluruh upaya kami dan kami menyediakan berbagai sumber terbuka bagi umum, misalnya situs web Transparency Report, halaman Pusat Bantuan, dan unggahan terkini di blog Google," ucap Sahel.

Google juga mengembangkan Threat Analysis Group yang berfungsi menurunkan jaringan disinformasi di seluruh produk Google yang terdampak.

3. Menyediakan konteks dan mendukung literasi media

Di seluruh produk Google, seperti Search, News, YouTube, terdapat fitur untuk memberi konteks kepada pengguna.

Fitur-fitur tersebut meliputi knowlage panel yang dapat memberikan rincian atas suatu topik yang sedang dicari melalui YouTube atau Google Search.

Khususnya topik-topik yang tentan terhadap misinfromasi, seperti Covid-19.

Google juga memiliki Fact Check Explorer yang dapat membantu pengguna mencari melalui hasil pemeriksaan fakta secara daring.

Informasi tersebut akan muncul di Search dalam bentuk berita-berita yang telah diperiksa kebenarannya.

Menghapus konten secara sepihak tidak serta-merta bisa memberantas misinformasi dan disinformasi. Namun memberi konteks kepada pengguna merupakan salah satu cara yang sejauh ini cukup efektif diterapkan.

"Kami meyakini bahwa ada cara yang paling jitu untuk memerangi misinformasi adalah di tingkat ekosistem," ucap Sahel.

Di tengah era banjir informasi, Google menyadari pentingnya mempertajam literasi media.

"Cabang filantropi kami, Google.org, mendanai program literasi Tular Nalar yang berhasil menjangkau 1.400 dosen dan 6.000 guru selama dua tahun terakhir," tutur Sahel.

Google.org telah memberikan dukungan kepada Mafindo dan MAARIF Institute melalui dana hibah sebesar 800.000 dollar AS.

Kedua lembaga tersebut diharapkan dapat bekerja sama dan menjangkau 26.000 dosen, guru, dan siswa lainnya di seluruh Indonesia.


4. Mendukung ekosistem pemberitaan

Akses terhadap informasi yang terpercaya sangat dibutuhkan untuk mewujudkan eksosistem digital yang sehat.

Selain mendukung literasi digital, Google memandang ekosistem pemberitaan secara umum juga penting untuk terus dikembangkan.

Melalui Google News Initiative, Google berkolaborasi dengan jurnalis dan industri pemberitaan.

Mereka mengadakan pelatihan sejak 2016 di Indoenesia melalui Google News Lab (GNL).

"Google telah melatih lebih dari 23.600 jurnalis tentang jurnalisme digital dan perangkat Google di Indonesia. Ada juga sesi-sesi pelatihan di akun YouTube GNL, yang tersedia dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia," kata Sahel.

5. Mendukung riset dan penelitian

Tidak semua hal mampu di jawab oleh Google. Maka, kemitraan dan kolaborasi menjadi kunci keberhasilan dalam melawan misinformasi dan disinformasi.

Google menyediakan perangkat gratis untuk kegiatan penelitian, seperti Google Trends API yang dapat membantu para peneliti di seluruh dunia mendapatkan akses mudah terhadap data di Trends.

Harapannya, akses ini dapat dimanfaatkan dalam penelitian mereka.

Berikut beberapa dukungan lainnya, seperti mensponsori Digital News Report yang dilakukan oleh Reuters News Institute yang juga mencakup Indonesia.

Pada 2018, Google mensponsori riset tentang misinformasi di Asia, termasuk Indonesia, untuk dilaporkan dalam laporan Information Disorder in Asia.

Secara global, Google juga mensponsori penelitian tentang teknologi deepfake dan tren-tren baru yang muncul setiap saat.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/04/20/102000982/5-langkah-google-memerangi-misinformasi-dan-disinformasi

Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

[KLARIFIKASI] Foto Keanu Reeves Bawa Lari Kamera Paparazi Merupakan Adegan Film

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

CEK FAKTA: Benarkah Gim Daring Meningkatkan Kasus Kriminal Anak?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

[HOAKS] Ruben Onsu Meninggal Dunia pada 19 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Putin ke Pemakaman Raisi | Denda Pengobatan Alternatif

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Donald Trump Berseragam Tentara, Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

CEK FAKTA: Luhut Klaim Proyek Kereta Cepat Layak Dilanjutkan sampai Surabaya

Hoaks atau Fakta
Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Memahami Bias Konfirmasi dalam Penyebaran Misinformasi...

Hoaks atau Fakta
Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Tidak benar Satelit Cuaca Dimatikan Saat Kecelakaan Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

[KLARIFIKASI] Jakarta Masih Ibu Kota sampai Ada Keppres Pemindahan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Helikopter Presiden Iran Terbakar di Udara, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

[HOAKS] Video Putin dalam Pesawat Menuju Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke