Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"The Great Moon Hoax," Hoaks Terlaris Abad ke-19

Kompas.com - 27/01/2022, 14:39 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Didatangi ilmuwan

Mengutup History, 24 November 2009, artikel "The Great Moon" menyebut bahwa temuan ini telah dicetak ulang oleh "Jurnal Sains Edinburgh".

Padahal, "Jurnal Sains Edinburgh" sudah berhenti melakukan publikasi setahun sebelumnya.

Ramainya perbincangan tetang penemuan Herschel, bahkan membuat komite ilmuwan Universitas Yale, melakukan perjalanan ke New York untuk menelusuri sumber artikel dari "Jurnal Sains Edinburgh".

Namun karyawan The Sun membuat para ilmuwan ini bolak-balik dari percetakan ke kantor editorial, untuk mencegah kebohongan mereka terbongkar. Akhirnya, mereka pun kembali tanpa menyadari bahwa telah ditipu.

Baca juga: Podcast dan Platform Audio Jadi Wadah Baru Sebaran Hoaks

Penulis aslinya

Penulis enam artikel "The Great Moon Hoax" sebenarnya adalah Richard Adam Locke.

Dia tidak pernah mengharapkan pembaca untuk percaya bahwa tulisan satirnya adalah laporan faktual.

Bahkan, dia mungkin bermaksud untuk memparodikan tulisan-tulisan populer yang ditulis oleh menteri Skotlandia, astronom amatir Thomas Dick dan lainnya, tentang hal fantastis.

Thomas Dick merupakan seorang penulis sains populer yang mengklaim bahwa Bulan memiliki atmosfer yang substansial serta mendukung adanya kehidupan. Bahkan dalam buku terlarisnya, dia menyebut bulan memiliki 4,2 miliar mahluk hidup.

Tidak dapat dipungkiri bahwa selama enam hari awal publikasi artikelnya, Locke memiliki banyak kesempatan untuk mengklarifikasi maksud ceritanya. Namun dia memilih diam.

The Sun bahkan mengambil kesempatan dari kepopuleran artikel itu untuk meraup keuntungan dari kesalahpahaman pembaca.

Sayangnya, pembaca benar-benar terbawa oleh cerita itu, dan gagal memahaminya sebagai satire.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com