Petai menjadi makanan pelengkap favorit sebagian masyarakat Indonesia. Tersiar narasi bahwa makan petai bisa menyembuhkan sakit kaki, sakit pinggang, hingga kanker karena mengandung gelatin.
Pengajar di Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Lily Arsanti Lestari menepis hoaks tersebut.
Lily mengatakan, sejauh ini belum ada penelitian yang menyebutkan khasiat petai untuk indikasi penyakit tersebut.
"Hoaks. Belum ada (penelitian), paling yang ada cuma info berantai seperti ini," kata Lily seperti diwartakan Kompas.com pada4 September 2021.
Dia juga menampik adanya kandungan gelatin, karena gelatin hanya ditemukan di kulit atau tulang hewan.
Kesaksian beberapa orang kurang bisa digunakan sebagai bukti empiris dan tidak dapat digeneralisir. Pasalnya, efek pangan untuk penyakit tertentu bisa berbeda pada setiap individu.
Pihkanya menjelaskan, petai memang mengandung mineral dan antioksidan golongan fenol. Namun, manfaat kesehatan tersebut tetap harus diuji untuk pembuktian dan penentuan kadarnya.
"Memang petai mengandung berbagai senyawa aktif yang secara teori memiliki manfaat kesehatan. Tapi untuk konfirmasi manfaat kesehatannya perlu diuji pada subjek manusia," tuturnya.
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini beredar informasi yang menyebut bahwa pete dan jengkol bisa menyebabkan stroke.
Pada Oktober 2021, beredar video viral yang menampilkan perempuan itu mengeluh sakit dan bentuk wajahnya miring seperti gejala stroke.
Seorang pria dalam video mengatakan, perempuan tersebut sering mengonsumsi jengkol dan petai, lalu mengimbau masyarakat untuk tidak mengkonsumsinya agar terhindar dari stroke.
Narasi yang disampaikan pria dalam video keliru. Dokter spesialis saraf RSUP Dr Sarjito Sleman, dr. Paryono, Sp.S(K), mengatakan, tidak ada hubungannya antara makan jengkol dan petai dengan stroke.
"Yang jelas faktor risiko stroke tidak ada jengkol dan petai, tapi hipertensi, merokok, gula, asam urat," kata Paryono seperti diberitakan Kompas.com, 28 Oktober 2021.
Khusus untuk petai, Paryono memperingatkan bahwa kandungan dalam petai bisa meningkatkan risiko asam urat. Namun tidak dengan stroke.
"Memang kandungan petai kan bisa meningkatkan urin, asam urat meningkat, itu banyak laporan (studi). Kalau stroke sejauh pengetahuan saya belum ada," jelas dia.