Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Kompas.com - 15/05/2024, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial ramai membahas soal siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang mengalami depresi usai handphone (HP) miliknya dijual oleh orangtua.

Kasus itu dialami ARD (13) yang tinggal di Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih mengatakan, gangguan psikis yang dialami ARD terjadi sekitar September 2023.

Diduga, pemicunya lantaran sang ibu menjual HP miliknya karena desakan ekonomi.

Padahal, HP itu dibeli ARD dengan uang hasil tabungannya yang ia kumpulkan sejak lama.

"Jadi, anak ini mengumpulkan uang untuk membeli HP dari uang sendiri. Anaknya baik, kecerdasannya juga baik. Masalahnya bermula dari ibunya menjual HP itu, tapi tidak bisa disalahkan juga, karena kondisi desakan ekonomi," terang Ade, dilansir dari Kompas.com, Senin (13/5/2024).

Setelah HP-nya dijual, ARD menjadi sering marah dan mengamuk. Dia juga pernah marah di kelas hingga tidak ingin berangkat ke sekolah lagi.

Baca juga: 8 Tanda Kucing Peliharaan Anda Sedang Depresi dan Cara Mengatasinya

Penjelasan psikolog

Psikolog klinis dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo menerangkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami depresi.

Pada kasus bocah berusia 13 tahun di Cirebon, Jawa Barat, Christin berkata, penyebab depresi pada anak terjadi karena faktor finansial atau keadaan ekonomi keluarganya.

"Faktor ekonomi yang kurang cenderung membuat anak-anak yang berpotensi mengalami depresi menjadi depresi betulan," terang dia, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/5/2024).

Kendati demikian, bukan berarti anak yang terlahir dari keluarga kaya raya tidak berpotensi mengalami depresi.

Hal ini karena depresi bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya keadaan finansial.

"Uang adalah alat penstabil emosi. Anak dengan kondisi finansial yang cukup itu kondisi emosinya lebih stabil," kata dia.

Selain faktor ekonomi, penyebab depresi pada anak juga bisa terjadi karena peran orangtua.

Pada kasus bocah di Cirebon, tindakan orangtua menjual HP yang dibeli atas hasil tabungan anaknya itu bisa dirasakan anak sebagai sebuah bentuk hukuman atau punishment.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com