Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Deteksi Bibit Siklon 96S Jelang Lebaran 2024, Ini 3 Dampaknya

Kompas.com - 05/04/2024, 19:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di 10.2 derajat Lintang Selatan (LS) 121.0 derajat Bujur Timur (BT).

Bibit Siklon Tropis 96S tersebut juga teridentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan.

"Kemunculan bibit siklon baru ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem. Jadi mohon kepada masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dari keterangan resminya, Kamis (4/4/2024).

Ia menyebut, cuaca ekstrem yang terjadi dapat menimbulkan banyak kerugian, baik secara materil dan imateril.

Selain itu, cuaca ekstrem juga dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsing di beberapa wilayah.

"Karena berpotensi terjadi di pekan arus mudik, secara khusus BMKG mengimbau kepada pemudik untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik," terang Dwikorita.

"Apabila kondisi cuaca sedang buruk, jangan memaksakan diri dan sebaiknya ditunda. Utamakan keselamatan, bukan kecepatan," imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Bibit dan Siklon Tropis Terus Bermunculan di Sekitar Indonesia? Ini Kata BMKG

Bibit Siklon Tropis 96S menguat di beberapa hari ke depan

Secara terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, bibit Siklon Tropis 96S yang teridentifikasi tersebut memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 15-20 knot (28 - 37 km/jam) dengan tekanan di pusatnya sekitar 1007 mb.

Bibit siklon ini memiliki pergerakan ke arah barat daya hingga selatan, menjauhi perairan selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Sistem Bibit Siklon 96S tersebut cenderung memiliki peluang rendah menjadi siklon tropis di sekitar perairan NTT untuk 24 jam ke depan, tetapi diprediksikan meningkat menjadi potensi sedang-tinggi dalam periode 2-3 hari ke depan, posisinya diprediksi berada di sekitar Samudera Hindia selatan NTT," jelas Guswanto.

Baca juga: BMKG: 3 Bibit Siklon Tropis Terdeteksi, Ini Dampaknya bagi Indonesia

Dampak Bibit Siklon Tropis 96S

Guswanto melanjutkan, Sistem Bibit Siklon 96S di sekitar wilayah NTT tersebut bisa berdampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam 24 hingga 48 jam ke depan, yakni:

  • Hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
  • Potensi angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
  • Gelombang tinggi sekitar 1,25 - 2,5 meter di sekitar Samudra Hindia selatan NTB, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan Pulau Sumba, Perairan selatan Kupang-Pulau Rote, dan Laut Sawu bagian selatan.

Selain itu, Guswanto juga menuturkan bahwa signifikansi kondisi cuaca di wilayah Indonesia ini juga didukung oleh Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

"Tak hanya itu, suhu muka laut yang hangat juga berperan dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di beberapa wilayah Indonesia," ujarnya.

Baca juga: BMKG Deteksi Siklon Tropis Megan di Sekitar Indonesia, Wilayah Mana yang Terdampak?

Potensi hujan lebat dan angin kencang saat Lebaran 2024

Di sisi lain, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan, secara umum, kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 11 April 2024.

Berikut daftar wilayah yang berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang yang dapat disertai dengan kilat pada periode Lebaran 2024:

5-7 April 2024

  • Sumatera Barat
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

8-11 April 2024

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Jambi
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Sumatera Selatan
  • Bengkulu
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

Meski demikian, Andri mengimbau agar masyarakat tidak panik terkait dengan informasi Bibit Siklon Tropis 96S.

"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada akan kemungkinan potensi cuaca ekstrem yang yang berpotensi terjadi selama periode awal libur lebaran tahun 2024," terang dia.

"Mohon dipahami yang kami sampaikan ini adalah kondisi secara umum atau general di masing-masing wilayah," tambahnya.

Andri mengatakan, untuk mendapatkan informasi cuaca yang lebih akurat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan, masyarakat dapat melihat atau mengunjungi aplikasi InfoBMKG untuk mengetahui informasi cuaca dengan perubahan cuaca setiap 3 jam.

Baca juga: Prakiraan BMKG: Daftar Perairan yang Berpotensi Alami Gelombang Tinggi pada 5 April 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com