Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Ruang Angkasa AS yang Mendarat di Bulan Diperkirakan Kehabisan Daya dan Mati Hari Ini

Kompas.com - 27/02/2024, 15:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat ruang angkasa robotik Odysseus, yang mendarat di Bulan beberapa waktu lalu, diperkirakan akan kehabisan daya dan mati pada hari ini, Selasa (27/2/2024).

Odysseus adalah pesawat ruang angkasa yang dibuat oleh perusahaan Intuitive Machines yang berbasis di Houston, Amerika Serikat (AS), dikutip dati The New York Times.

Sebelumnya, Odysseus mendarat di kutub selatan Bulan pada Kamis (22/2/2024) pukul 18.23 waktu setempat.

Pendaratan tersebut menjadikannya sebagai pesawat ruang angkasa pribadi pertama yang berhasil mendarat di Bulan dalam keadaan utuh sejak Apollo 17 pada 1972.

Baca juga: NASA Cari Orang yang Mau Jalani Simulasi Hidup di Mars, Terisolasi Setahun Penuh


Pendaratan tidak sempurna

Meskipun bisa mendarat dalam keadaan utuh, pendaratannya jauh dari kata mulus. Sebab, terjadi kerusakan pada laser yang digunakan pesawat ruang angkasa untuk mendarat.

Mengetahui hal tersebut, para insinyur perusahaan segera memperbarui laser cadangan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang memandunya ke permukaan Bulan.

"Ternyata, meskipun telah diperbaiki dengan cepat, pendarat berkaki enam setinggi 4 meter itu tersangkut di permukaan dan terbalik," kata CEO Intuitive Machines, Steve Altemus, dilansir dari Live Science, Selasa (27/2/2024).

Namun, pendaratan dengan posisi miring hanya memengaruhi sebagian dari keberhasilan misi pesawat ruang angkasa tersebut.

"Wahana ini stabil, dekat atau berada di lokasi pendaratan yang kami tuju. Kami memiliki komunikasi dengan pendarat," kata Altemus, Minggu (25/2/2024).

"Jika Anda mengingat kembali masa-masa Apollo, tidak ada satu pun misi yang berjalan dengan sempurna, jadi Anda harus bisa beradaptasi," imbuhnya.

Baca juga: NASA Kembali Terima Sinyal Laser Pesawat Ruang Angkasa, Kali Ini dari Jarak 32 Juta Kilometer

Altemus mengatakan, posisi pendaratan di luar angkasa tidak ideal, tetapi masih bisa berfungsi dengan beberapa panel surya mengarah ke Matahari dan beberapa antenanya mengarah ke stasiun di Bumi.

Namun, antena lainnya berada di posisi yang kurang tepat.

"Jadi, hal itu benar-benar menjadi pembatas. Kemampuan kami untuk berkomunikasi dan mengirimkan data yang tepat sehingga kami mendapatkan semua yang kami butuhkan untuk misi ini, menurut saya, adalah yang paling terganggu karena berada di sisinya," sambungnya.

NASA mengirimkan enam muatan ke dalam pesawat Odysseus, termasuk seperangkat kamera yang dirancang untuk mempelajari bagaimana debu Bulan tergeser oleh pendaratan wahana antariksa.

Bahkan, dengan pesawat ruang angkasa yang miring, kamera-kamera tersebut harusnya dapat mengumpulkan data sampai 14 hari kegelapan ketika sisi Bulan dihadapkan menjauh dari Matahari yang jatuh pada akhir minggu ini.

Baca juga: NASA Temukan 17 Exoplanet yang Bisa Digunakan Mencari Jejak Kehidupan Asing

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com