KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan unggahan bernarasi bahwa perusahaan akan melihat catatan psikologis pelamar kerja saat proses rekrutmen.
Narasi itu dibagikan oleh akun media sosial X @convomfs, Kamis (22/2/2024).
Pengunggah pun khawatir jika pemeriksaan catatan psikologi akan berpengaruh dalam proses rekrutmen.
Perlu diketahui, seorang psikolog akan mencatat kondisi pasien yang mengalami gangguan psikologis tertentu saat menjalani perawatan.
Lantas, benarkah HRD akan membaca catatan psikologis pelamar kerja saat proses rekrutmen?
Baca juga: Benarkah HRD Mengecek Media Sosial Pelamar Saat Rekrutmen?
Talent Acquisition Manager dari Jobstreet by SEEK, Ria Novita mengungkapkan, pihak HRD jarang meminta catatan psikologis dari pelamar kerja.
"Catatan psikologis bukanlah sesuatu yang umum dilakukan atau biasa diminta dalam proses rekrutmen," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/2/2024).
Ria menjelaskan, perusahaan umumnya akan lebih fokus mendalami hasil wawancara dan tes dari pelamar kerja.
Sebab, hal itu berhubungan dengan pekerjaan atau posisi yang dilamar.
Meski demikian, perusahaan dapat meminta pelamar kerja menjalani tes kesehatan atau penilaian tambahan lainnya.
"Penilaian tambahan lain biasanya hanya digunakan sebagai referensi dan bukan dasar untuk memutuskan apakah kandidat diterima atau tidak," tegasnya.
"Catatan mengenai proses konseling/psikoterapi yang dilakukan calon karyawan sebelum mengikuti rekrutmen tidak bisa diberikan kepada pihak manapun termasuk pada HRD," terangnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/2/2024).
Namun, Reika menyatakan, perusahaan dapat merujuk kandidat pencari kerja untuk melakukan pemeriksaan psikologis.
Rujukan tersebut juga harus dengan persetujuan calon karyawan.
Baca juga: Berapa Lama Waktu Ideal Karyawan Bisa Pindah Bekerja?