KOMPAS.com - Hari ini 45 tahun lalu, tepatnya 20 Februari 1979, tragedi gas beracun Kawah Sinila di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah menjadi salah satu bencana alam memprihatinkan dalam sejarah.
Kawah Sinila atau Telaga Sinila adalah sebuah kawah vulkanik aktif di kawasan Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Dieng memiliki setidaknya sepuluh kawah, yakni Sibanteng, Candradimuka, Sileri, Pagerkandang, Siglagah, Bitingan, Sikidang, Pakuwojo, Sinila, dan Timbang.
Dua kawah yang disebut terakhir, Sinila dan Timbang, merupakan kawah Dieng yang paling aktif mengeluarkan gas beracun.
Baca juga: Catatan Peristiwa Keracunan Gas Beracun di Dieng dari Tahun ke Tahun
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat, tragedi gas beracun bermula pada Selasa (20/2/1979) pukul 01.55 WIB.
Kala itu, terdengar suara ledakan dari Kawah Sinila seiring dengan gempa bumi yang mengguncang Dieng dan sekitarnya.
Gempa tersebut mengagetkan warga sebab sebelumnya, temperatur kawah terpantau normal dan tidak ada tanda-tanda tremor atau getaran.
Harian Kompas, Kamis (22/2/1979) memberitakan, penduduk Desa Kepucukan dikejutkan dengan adanya serangkaian gempa pada Selasa malam.
Desa Kepucukan merupakan salah satu wilayah yang memiliki posisi paling dekat dengan kawah tersebut.
Pemerintah daerah tingkat I di Semarang mencatat, gempa mulai terjadi pada pukul 01.55 WIB yang membuat seluruh warga terbangun dan berlarian keluar rumah.
Namun, udara dini hari itu terasa sangat panas dan bau belerang yang tercium semakin menyulitkan untuk bernapas.
Tiba-tiba terdengar dentuman keras disertai kobaran api dari sebuah bukit yang tampak menyala di tengah kegelapan malam.
Rangkaian bencana malam itu juga diikuti hujan abu, sehingga warga mulai menyadari yang terjadi adalah sebuah letusan gunung berapi.
Baca juga: PLTP Geo Dipa Dieng Mengalami Kebocoran Gas, 1 Karyawan Tewas Puluhan Lainnya Keracunan