Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi 20 Februari 1979, Saat Gas Beracun Kawah Sinila Dieng Tewaskan 149 Orang

Kompas.com - 20/02/2024, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Gas beracun memenuhi udara Dieng

Di sisi lain, warga yang berusaha lari menemukan fakta bahwa desa sudah terkepung oleh lahar.

Sebagian penduduk berhasil menyelamatkan diri melalui bukit-bukit yang lebih tinggi dan jalan-jalan setapak yang belum tertutup lahar.

Sayangnya, warga yang tidak dapat menyelamatkan diri tergeletak meninggal karena menghirup gas beracun.

Dini hari pada 45 tahun lalu, salah satu gas vulkanik beracun yang menyembur dari Kawah Sinila adalah karbondioksida (CO2).

Zat ini dapat tersimpan pada permukaan bumi yang lebih dangkal dan terlepas ke permukaan seiring dengan peningkatan kegempaan.

Gas karbondioksida tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mudah terbakar, bahkan dapat mematikan api.

Dengan berat jenis yang lebih tinggi dari udara, gas ini normalnya akan selalu berada di bagian bawah dari lapisan udara dan akan berkumpul pada elevasi (tingkat ketinggian) lebih rendah.

Namun, pada 20 Februari 1979, kandungan karbondioksida di Kawah Sinila tercatat mencapai angka 200.000 ppm (bagian per sejuta).

Di saat bersamaan, kandungan karbondioksida di Kawah Timbang sebanyak 10.000 ppm, sedangkan Sumur Jalatunda mencapai 520.000 ppm.

Padahal, konsentrasi maksimum karbondioksida yang tidak membahayakan adalah sebesar 5.000 ppm.

Baca juga: Kronologi Kebocoran Gas Beracun di PLTP Geo Dipa Dieng

149 korban meninggal dan satu desa hilang

Kondisi jenazah korban gas beracun pun berhamburan di jalanan dengan sebagian besar hancur saat dipegang.

Berdasarkan catatan BPBD Jawa Tengah, 149 orang meninggal dunia dan 15.000 jiwa warga dari enam desa terpaksa mengungsi.

Sementara itu, arsip Harian Kompas menyebut, jumlah korban tewas akibat letusan Kawah Sinila semula berjumlah 136 jiwa.

Korban gas beracun Dieng kemudian bertambah menjadi 149 orang dengan jumlah pengungsi tercatat 998 orang.

Gas beracun akibat letusan di Kawah Sinila pun diketahui masih terdeteksi hingga sebulan setelah peristiwa nahas ini.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (23/8/2023), saat ini nama Desa Kepucukan tidak lagi dapat ditemukan dalam peta.

Desa Kepucukan dinyatakan tidak layak huni dan dihapus dari peta administratif Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Bukan hanya tak layak huni, warga setempat juga banyak yang telah direlokasi, baik di sekitar Kecamatan Batur maupun diikutkan dalam program transmigrasi.

Imbasnya, nama dan lokasi Desa Kepucukan hanya diingat oleh para korban selamat, saksi mata, serta warga setempat yang pernah mendengar tentang tragedi Kawah Sinila Dieng 1979.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com