KOMPAS.com - Rematik atau reumatik adalah penyakit yang ditandai dengan rasa nyeri dan peradangan pada persendian.
Ini merupakan penyakit autoimun atau kondisi saat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-selnya sendiri. Menurut Kementerian Kesehatan, penyakit ini lebih dikenal sebagai gangguan yang menyerang sistem otot dan tulang.
Namun, reumatik juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ lain, seperti jantung, paru-paru, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata jika tidak segera ditangani.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) melaporkan, reumatik tidak dapat disembuhkan secara total. Akan tetapi, pengidap dapat mengontrol kambuhnya reumatisme melalui penerapan gaya hidup sehat dan asupan makanan.
Beberapa makanan termasuk sayuran pun masuk dalam daftar pantangan bagi pengidap reumatik.
Lantas, apa saja sayuran yang harus dihindari penderita rematik?
Baca juga: Jenis Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Urat, Apa Saja?
Sistem imun penderita reumatik menyerang area persendian, sehingga menyebabkan peradangan kronis dan nyeri hebat di bagian sendi.
Saat serangan terjadi, pengidap biasanya akan mengalami gejala menyakitkan, kronis, serta progresif yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Pengaturan pola makan sangat diperlukan untuk mencegah kambuh, termasuk konsumsi sayur-sayuran.
Berikut sayuran yang sebaiknya tidak dimakan terlalu sering oleh penderita reumatik:
Baca juga: Daftar Buah dan Sayuran Kaya Retinol, Bantu Perbaiki dan Cegah Penuaan Kulit
Penderita reumatik sebaiknya membatasi konsumsi sayuran dengan kandungan purin lebih tinggi dari varietas lainnya.
Sebab, sayuran jenis ini dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada sendi semakin menjadi-jadi.
Dikutip dari laman American Academy of Family Physicians, beberapa sayuran yang mengandung purin dalam jumlah sedang dan lebih tinggi dari sayuran lain, meliputi:
Meski mengandung purin dalam jumlah sedang, bukan berarti pengidap reumatik tidak dapat mengonsumsi sayuran tersebut sama sekali.
Pasalnya, dilansir dari laman Mayo Clinic, purin dalam sayuran tidak meningkatkan risiko peradangan sebesar makanan lain.