KOMPAS.com - Beberapa kebiasaan yang biasa kita lakukan, terkadang tanpa disadari bisa merusak kebahagiaan.
Jika tubuh sering merasa lelah, suasana hati buruk, energi terkuras, dan tidak bersemangat, saatnya Kamu melihat kembali kebiasaan yang sehari-hari dilakukan.
Lalu, apa saja kebiasaan yang membuat orang kehilangan kebahagiaan? Simak penjelasannya lewat artikel berikut ini.
Baca juga: 3 Alasan Tingkat Kebahagiaan Remaja Korsel Rendah
Baca juga: Hari Kebahagiaan Sedunia
Disarikan dari beberapa sumber, berikut beberapa kebiasaan yang dapat membuat kita kehilangan kebahagiaan:
Dikutip dari Mens Answer, terjebak di masa lalu bisa membuat hidup tidak optimal. Hal ini disebabkan manusia selalu perlu beradaptasi dengan lingkungannya saat ini.
Terlebih, jika masa lalu yang diingat bersifat negatif, atau berpotensi memendam kebencian dan kemarahan.
Untuk mengatasinya, cobalah untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental, atau cobalah untuk melakukan rekonsiliasi dengan orang menjadi bagian dari memori negatif ini.
Baca juga: Happy Crazy, Indeks Kebahagiaan Dunia, dan Digital Happiness
Sikap mudah menghakimi merupakan salah satu cerminan bagaimana seseorang menampilkan kemarahan batin.
Jika dijadikan sebagai kebiasaan, sikap judgmental ini lama-kelamaan akan menurunkan tingkat kebahagiaan diri sendiri.
Untuk mengurangi kebiasaan tidak baik ini, coba untuk ikut berbahagia jika seseorang sedang bergembira, bukan dengan iri atau memberikan penilaian negatif atas apa yang dirasakan orang lain.
Baca juga: Kemahiran Mengukur Kebahagiaan
Sebagai individu, kita memang perlu mengasah jiwa kompetisi. Tapi, sikap kompetitif ini apabila berlebihan bisa menjadi obsesi emoh kalah.
Kebiasaan seperti ini lama akan berdampak buruk pada kebahagiaan, karena semua orang dianggap sebagai saingan.
Apabila mempunyai kebiasaan buruk ini, cobalah untuk belajar fokus pada tujuan pribadi atau diri sendiri.
Baca juga: Menikah atau Belum Menikah, Mana yang Lebih Bahagia? Ini Hasil Indeks Kebahagiaan BPS
Selama ini sebagian orang beranggapan sibuk sebagai salah satu tanda produktif. Hal itu keliru. Pasalnya, sibuk dan produktif adalah dua hal yang berbeda, meskipun berkaitan satu sama lain.
Ada kalanya kita merasa sibuk, padahal sibuk yang dimaksud merupakan sibuk yang tidak menghasilkan apa pun.