Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan Kota Kuno Ditemukan di Amazon, Diperkirakan Lebih Besar dari Peradaban Suku Maya

Kompas.com - 13/01/2024, 12:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para arkeolog telah menemukan sebuah jaringan kota kuno luas yang tersembunyi di dalam hutan hujan Amazon yang berasal dari 2.500 tahun yang lalu.

Penemuan tersebut sekaligus mengubah apa yang diketahui tentang sejarah orang-orang yang tinggal di Amazon, dilansir dari CNN, Jumat (12/1/2024).

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science pada Kamis (11/1/2024), jaringan kota kuno itu adalah permukiman pra-Hispanik yang sangat terstruktur, dengan jalanan lebar dan panjang, jalan lurus, dan plaza.

Selain itu, ditemukan pula kelompok platform monumental yang berada di Lembah Upano, Ekuador Amazon, di kaki bukit Andes bagian timur.

Lantas, bagaimana proses penemuan jaringan kota kuno terbesar di Amazon tersebut?

Baca juga: Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 3.400 Tahun di Irak


Penemuan jaringan kota kuno terbesar di Amazon

Penemuan ini dimulai dengan penelitian lapangan sebelum menerapkan metode penginderaan jarak jauh yang disebut deteksi dan jangkauan cahaya atau LiDAR, yang menggunakan sinar laser untuk mendeteksi struktur di bawah kanopi pohon yang tebal.

Penulis utama studi ini, Stéphen Rostain, seorang arkeolog dan direktur Penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis (CNRS), menggambarkan penemuan ini sebagai sesuatu yang "luar biasa."

"Situs ini lebih tua dari situs lain yang kami ketahui di Amazon. Kita memiliki pandangan Eurosentris tentang peradaban, tetapi ini menunjukkan bahwa kita harus mengubah gagasan kita tentang apa itu budaya dan peradaban," kata Rostain, dikutip dari BBC, Jumat (12/1/2024).

Sementara itu, salah satu penulis yang juga terlibat dalam penelitian itu, Antoine Dorison mengatakan, bahwa penemuan tersebut dapat mengubah cara kita melihat budaya Amazon.

"Kebanyakan orang membayangkan kelompok-kelompok kecil, mungkin telanjang, tinggal di gubuk-gubuk dan membuka lahan. Penemuan ini menunjukkan bahwa orang-orang kuno hidup dalam masyarakat perkotaan yang rumit," ujarnya.

Para arkeolog menggabungkan penggalian tanah dengan survei area seluas 300 km persegi (116 mil persegi) menggunakan sensor laser yang diterbangkan dengan pesawat yang dapat mengidentifikasi sisa-sisa kota di bawah tanaman dan pepohonan yang lebat.

Teknologi LiDAR ini menemukan 6.000 platform persegi panjang berukuran sekitar 20 m (66 kaki) kali 10 m (33 kaki) dan tinggi 2-3 m.

Platform-platform tersebut disusun dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam unit di sekitar sebuah plaza sebagai platform pusat.

Para ilmuwan percaya, sebagian besar penemuan itu merupakan rumah, dan sebagian lagi bangunan untuk keperluan upacara.

Satu kompleks, di Kilamope, adalah sebuah platform berukuran 140 m (459 kaki) kali 40 m (131 kaki). Kompleks itu dibangun dengan memotong bukit dan menciptakan platform tanah di atasnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com