KOMPAS.com - Tim arkeolog Universitas Freiburg dan Tübingen menemukan sebuah kota kuno berusia 3.400 tahun yang muncul dari Sungai Tigris di Irak karena kekeringan.
Mereka menemukan lebih dari 100 tablet tanah liat kuno, dengan satu peneliti melabeli penemuan itu dan fakta bahwa mereka telah bertahan di bawah air begitu lama sebagai "keajaiban."
Permukiman kuno itu muncul dari perairan waduk Mosul, yang terletak di Irak utara dan termasuk Bendungan Mosul (dulu dikenal sebagai Bendungan Saddam), awal tahun ini karena permukaan air turun karena kekeringan ekstrem di negara itu.
Baca juga: Arkeolog Temukan Baju Perang Kuno Berusia 2.500 Tahun di China
Kota kuno yang ditemukan oleh tim arkeolog Jerman dan Kurdi, berasal dari era Kekaisaran Mittani, di Zaman Perunggu, dan pernah terletak di Sungai Tigris, kata Universitas Freiburg dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin (30/5/2022).
Sungai Tigris dan Efrat membentuk wilayah di antara mereka yang dikenal sebagai Mesopotamia, yang merupakan tempat peristiwa-peristiwa Alkitab.
"Kota yang luas dengan istana dan beberapa bangunan besar bisa jadi merupakan Zakhiku kuno - diyakini sebagai pusat penting di Kekaisaran Mittani (sejak 1550-1350 SM)," bunyi rilis universitas.
Universitas menjelaskan bahwa Irak adalah "salah satu negara di dunia yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim" dan bahwa "untuk mencegah tanaman mengering, sejumlah besar air telah diambil dari reservoir Mosul - penyimpanan air terpenting di Irak - sejak Desember."
Dalam pernyataannya, universitas mengatakan bahwa kota kuno yang baru-baru ini terungkap terletak di situs arkeologi Kemune, di Wilayah Kurdistan Irak dan yang pertama kali ditemukan pada tahun 2013 ketika ketinggian air waduk turun saat itu juga.
Namun kali ini, para arkeolog harus bertindak sangat cepat untuk menggali dan mendokumentasikan situs baru tersebut sebelum tenggelam lagi.
Penggalian, yang dilakukan oleh arkeolog Kurdi Hasan Ahmed Qasim, ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan, dan arkeolog Jerman Ivana Puljiz dari Universitas Freiburg, serta Peter Pfälzner dari Universitas Tübingen, berlangsung pada Januari dan Februari 2022 bekerja sama dengan Direktorat Purbakala dan Peninggalan Duhok.