Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaringan Kota Kuno Ditemukan di Amazon, Diperkirakan Lebih Besar dari Peradaban Suku Maya

Penemuan tersebut sekaligus mengubah apa yang diketahui tentang sejarah orang-orang yang tinggal di Amazon, dilansir dari CNN, Jumat (12/1/2024).

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science pada Kamis (11/1/2024), jaringan kota kuno itu adalah permukiman pra-Hispanik yang sangat terstruktur, dengan jalanan lebar dan panjang, jalan lurus, dan plaza.

Selain itu, ditemukan pula kelompok platform monumental yang berada di Lembah Upano, Ekuador Amazon, di kaki bukit Andes bagian timur.

Lantas, bagaimana proses penemuan jaringan kota kuno terbesar di Amazon tersebut?

Penemuan jaringan kota kuno terbesar di Amazon

Penemuan ini dimulai dengan penelitian lapangan sebelum menerapkan metode penginderaan jarak jauh yang disebut deteksi dan jangkauan cahaya atau LiDAR, yang menggunakan sinar laser untuk mendeteksi struktur di bawah kanopi pohon yang tebal.

Penulis utama studi ini, Stéphen Rostain, seorang arkeolog dan direktur Penelitian di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis (CNRS), menggambarkan penemuan ini sebagai sesuatu yang "luar biasa."

"Situs ini lebih tua dari situs lain yang kami ketahui di Amazon. Kita memiliki pandangan Eurosentris tentang peradaban, tetapi ini menunjukkan bahwa kita harus mengubah gagasan kita tentang apa itu budaya dan peradaban," kata Rostain, dikutip dari BBC, Jumat (12/1/2024).

Sementara itu, salah satu penulis yang juga terlibat dalam penelitian itu, Antoine Dorison mengatakan, bahwa penemuan tersebut dapat mengubah cara kita melihat budaya Amazon.

"Kebanyakan orang membayangkan kelompok-kelompok kecil, mungkin telanjang, tinggal di gubuk-gubuk dan membuka lahan. Penemuan ini menunjukkan bahwa orang-orang kuno hidup dalam masyarakat perkotaan yang rumit," ujarnya.

Para arkeolog menggabungkan penggalian tanah dengan survei area seluas 300 km persegi (116 mil persegi) menggunakan sensor laser yang diterbangkan dengan pesawat yang dapat mengidentifikasi sisa-sisa kota di bawah tanaman dan pepohonan yang lebat.

Teknologi LiDAR ini menemukan 6.000 platform persegi panjang berukuran sekitar 20 m (66 kaki) kali 10 m (33 kaki) dan tinggi 2-3 m.

Platform-platform tersebut disusun dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam unit di sekitar sebuah plaza sebagai platform pusat.

Para ilmuwan percaya, sebagian besar penemuan itu merupakan rumah, dan sebagian lagi bangunan untuk keperluan upacara.

Satu kompleks, di Kilamope, adalah sebuah platform berukuran 140 m (459 kaki) kali 40 m (131 kaki). Kompleks itu dibangun dengan memotong bukit dan menciptakan platform tanah di atasnya.

Selain itu, jaringan jalan lurus dan jalan setapak mungkin juga menghubungkan banyak platform, termasuk yang membentang sepanjang 25 km (16 mil).

Penemuan jalan-jalan adalah yang paling mencolok

Dorison mengatakan, penemuan jalan-jalan tersebut adalah bagian yang paling mencolok dari penelitian ini.

"Jaringan jalannya sangat canggih. Jaringan ini membentang dalam jarak yang sangat jauh, semuanya terhubung. Dan ada sudut-sudut siku-siku, yang sangat mengesankan," katanya.

Dia yakin beberapa di antaranya memiliki "makna yang sangat kuat", mungkin terkait dengan upacara atau kepercayaan.

Para ilmuwan juga mengidentifikasi jalan setapak dengan parit di kedua sisinya yang mereka yakini sebagai kanal yang membantu mengelola air yang melimpah di wilayah tersebut.

Diperkirakan sudah dibangun sejak 2.500 tahun lalu

Menurut arkeolog, kota itu dibangun sekitar 2.500 tahun yang lalu, dan orang-orang telah tinggal di sana hingga 1.000 tahun lamanya.

Namun demikian, para arkeolog mengalami kesulitan untuk memperkirakan secara akurat berapa banyak orang yang tinggal di sana pada suatu waktu.

Akan tetapi, para ilmuwan mengatakan bahwa jumlahnya pasti sekitar 10.000 orang.

Sebenarnya para peneliti pertama kali menemukan bukti adanya kota itu pada tahun 1970-an. Akan tetapi, penemuan ini adalah pertama kalinya survei komprehensif telah selesai dilakukan, setelah 25 tahun penelitian.

Penelitian ini mengungkap sebuah masyarakat besar dan kompleks yang tampaknya bahkan lebih besar daripada masyarakat Maya yang terkenal di Meksiko dan Amerika Tengah.

"Bayangkan Anda menemukan peradaban lain seperti suku Maya, namun dengan arsitektur, tata guna lahan, dan keramik yang sama sekali berbeda," kata José Iriarte, seorang profesor arkeologi dari University of Exeter, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Situs serupa pernah ditemukan di seluruh Amerika

Di sisi lain, arkeolog lanskap yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Carlos Morales-Aguilar mengatakan, jaringan perkotaan yang baru ditemukan itu sangat mirip dengan situs-situs lain yang pernah ditemukan di hutan tropis Panama, Guatemala, Belize, Brasil, dan Meksiko.

Dilansir dari CNN, Jumat (12/1/2024), ia menyebut penelitian ini sebagai terobosan baru.

Pasalnya, penelitian ini tidak hanya memberikan bukti konkret tentang perencanaan kota yang lebih awal dan maju di Amazon, namun juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman tentang warisan budaya dan lingkungan masyarakat adat di wilayah ini.

Pada 2022, Morales-Aguilar merupakan bagian dari tim peneliti yang menggunakan LiDAR untuk menemukan sebuah situs yang sangat luas di Guatemala utara, dengan ratusan kota, kota kecil, dan desa Maya kuno yang saling terhubung, serta jaringan jalan setapak batu yang ditinggikan sepanjang 110 mil (177 kilometer) yang menghubungkan masyarakat.

Dia mengatakan, temuan dalam penelitian terbaru ini mencerminkan teknik-teknik canggih di bidang pertanian dan perencanaan kota yang dia amati di Guatemala utara dan menawarkan wawasan baru ke dalam kompleksitas masyarakat awal ini.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/13/120000665/jaringan-kota-kuno-ditemukan-di-amazon-diperkirakan-lebih-besar-dari

Terkini Lainnya

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke