Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Jatah Makan Napi Disebut Tak Layak, Ini Penjelasan Kemenkumham

Kompas.com - 07/01/2024, 19:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang menampilkan foto diduga jatah makanan narapidana (napi) selama di penjara, viral di media sosial.

Unggahan tersebut salah satunya dibuat oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @BNGPY, Sabtu (7/1/2024).

"Salah satu ketakutan saya jika dipenjara adalah soal makan. Saya suka makan enak, dan dalam porsi banyak. Dan makan adalah kebutuhan dasar manusia, meskipun penjahat," tulis pengunggah.

Diduga menu makan narapidana

Tampak dalam foto yang diunggah, menu makanan berupa nasi, ikan asin, sayuran, dan sebutir telur rebus.

Dari total enam sekat tempat makan yang disediakan, hanya tiga atau empat tempat yang terisi, yakni dengan nasi dan lauk berukuran sangat kecil.

Tidak hanya itu, penyajian makanan yang disebut untuk narapidana in juga tampak kurang higienis.

"Meski banyak warganet yang menganggap para napi layak makan yang begini, saya tidak demikian. Dan saya tetap yakin, akan selalu ada orang yang tidak bersalah tetapi dipenjara," kata pengunggah.

Hingga Minggu (7/1/2024) siang, unggahan seputar jatah makan narapidana ini telah dilihat lebih dari 1,8 juta kali, disukai 16.000 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 3.300 warganet.

Lantas, bagaimana tanggapan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terkait hal ini?

Baca juga: Sederet Orang yang Divonis Penjara Seumur Hidup, Ada Sambo dan Mantan Ketua MK


Jatah makan napi di penjara cukup memadai

Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama Kemenkumham Hantor Situmorang menyampaikan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kemenkumham mengapresiasi kritik, saran, serta masukan yang disampaikan melalui platform media sosial.

Namun, berkaitan dengan menu makan narapidana yang tidak layak di media sosial X, Instagram, serta TikTok, pihaknya menilai informasi tersebut tidak berdasar dan tidak jelas sumbernya.

"Karena tanpa keterangan resmi lokasi dan waktu pengambilan foto," terang Hantor, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/1/2024).

Hantor menegaskan, tidak ada permasalahan terkait menu makan narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Indonesia. Pihaknya menilai, menu makan saat ini cukup memadai dan sesuai dengan anggaran yang tersedia. 

Dia menjelaskan, tata kelola jatah makan di Lembaga Pemasyarakatan (LP/Lapas) sudah diatur dengan sangat baik, mulai dari kecukupan gizi, kebersihan, dan proses pengolahan.

Menurut Hantor, sebagian besar LP atau Rumah Tahanan (Rutan) sudah memperoleh sertifikat dapur higienis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

LP maupun Rutan juga tidak menyiapkan makanan sesuai selera atau berdasarkan pesanan lantaran sudah tersedia daftar menu harian.

"Jadi kalau tidak cocok menu dan rasanya itulah bagian dari pembelajaran dalam kebersamaan dalam LP atau Rutan, sama-sama semua WBP merasakan," kata Hantor.

Dia menambahkan, orang kaya yang terbiasa makan enak dan masuk LP pun pasti akan kurang nyaman dengan makanan seperti itu.

"Kalau ada waktu sebaiknya lihat langsung ya," ucapnya.

Baca juga: Arti Penjara Seumur Hidup Menurut KUHP Lama dan Baru, Dipenjara Berapa Lama?

Halaman:

Terkini Lainnya

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com