Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyeri Menstruasi Terasa seperti Serangan Jantung, Ahli: Jauh Lebih Menyakitkan

Kompas.com - 23/12/2023, 14:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Haid atau menstruasi sering kali datang bersama serangkaian efek yang menyakitkan, termasuk nyeri dan kram pada bagian perut atau dismenore.

Saking menyakitkannya, dokter di Inggris menyebutkan nyeri menstruasi dapat sama buruknya dengan terkena serangan jantung.

Pernyataan tersebut kembali menuai perhatian usai diunggah oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @tanyakanrl, Jumat (22/12/2023) sore.

Tampak dalam unggahan, sebuah tangkapan layar pemberitaan yang menuliskan nyeri saat menstruasi rasanya sama seperti terkena serangan jantung.

"Dunia harus tau.. Bersyukurlah bagi yg pas menstruasi ga sakit gimana2," kata pengunggah.

Hingga Sabtu (23/12/2023) pagi, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1,8 juta kali, disukai 29.000 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 5.700 warganet.

Lantas, benarkah nyeri menstruasi terasa sama menyakitkannya dengan serangan jantung?

Baca juga: Perempuan Disebut Sering Sakit karena Siklus Menstruasi, Benarkah? Ini Kata Dokter Boyke


Nyeri menstruasi lebih menyakitkan dari serangan jantung

Sebuah artikel di Quartz pada 2016 berisi penderitaan bulanan yang harus dihadapi hampir sebagian besar perempuan di dunia, yakni kram menstruasi.

Artikel tersebut memuat pernyataan John Guillebaud bahwa pasien sering menggambarkan nyeri kram selama menstruasi hampir seperti serangan jantung.

"Seberapa parah? John Guillebaud, profesor kesehatan reproduksi di University College London mengatakan kepada Quartz bahwa pasien menggambarkan nyeri kram hampir sama buruknya dengan serangan jantung," tulis artikel.

Namun, ginekolog sekaligus spesialis pengobatan nyeri kronis dan gangguan vulvovaginal, Jen Gunter mempertanyakan perbandingan tersebut.

Dilansir dari laman Insider, Selasa (6/3/2018), Gunter menyampaikan, kram menstruasi sering kali jauh lebih menyakitkan daripada serangan jantung.

"Jika menunggu nyeri dada yang parah dan menyiksa untuk memberi tahu bahwa Anda mengalami serangan jantung, maka Anda akan melewatkan serangan jantung itu," katanya.

Menurut dia, serangan jantung sering kali menimbulkan gejala tidak jelas atau nyeri ringan yang kerap tidak dihiraukan penderita.

"Itulah sebabnya banyak orang mengabaikannya," sambungnya.

Selain nyeri, gejala serangan jantung juga dapat berupa sesak napas, rasa pusing, mual, muntah, dan kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.

Namun, dia menambahkan, lebih dari 40 persen perempuan tidak merasakan nyeri akibat serangan jantung.

Oleh karena itu, berbahaya bagi perempuan jika berpikir bahwa serangan jantung sama buruknya dengan kram menstruasi.

Kondisi tersebut memungkinkan perempuan untuk "menunggu" hingga terjadi nyeri sama menyiksanya seperti dismenore, baru tersadar telah mengalami serangan jantung.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com