Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kusni Kasdut, Penjahat Legendaris Indonesia

Kompas.com - 01/12/2023, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Dalam catatan sejarah, sosok Robin Hood telah diadaptasi dalam puluhan tayangan film dan televisi. Robin Hood adalah penjahat heroik legendaris Inggris yang kerap mencuri uang dari uang kaya untuk diberikan kepada orang miskin.

Namun, sosok Robin Hood pun ternyata pernah ada di Indonesia. Di antaranya adalah Kusni Kasdut dan Aladin Banuali yang dikenal sebagai perampok yang tak jarang membagikan hasil rampokannya untuk rakyat miskin.

Kisah tentang Aladin Banuali dapat didengarkan dalam audio drama ‘Ganjal’ persembahan siniar Tinggal Nama bertajuk “Aladin Banuali, si Robin Hood Indonesia” di Spotify dengan tautan akses s.id/TNGanjal5.

Kusni Kasdut, Mantan Pejuang yang Disia-siakan

Sementara itu, Kusni Kasdut dikenal sebagai penjahat ulung yang beraksi pada tahun 1960-1980-an. Ia beberapa kali merampok dan melakukan beberapa tindakan kriminal lainnya.

Salah satu kisah Kusni yang menjadi legenda adalah ketika ia merampok Museum Nasional Jakarta. Dalam buku Kusni Kasdut karya Parakitri T Simbolon yang terbit tahun 1979, Kusni merampok berbagai perhiasan senilai 2,5 miliar dari Museum Nasional Jakarta.

Aksi perampokan paling fenomenal tersebut terjadi pada 31 Mei 1961. Dalam buku Para Jagoan: Dari Ken Arok Sampai Kusni Kasdut karya Petrik Matanasi, dalam melancarkan aksinya Kusni menyamar sebagai polisi dengan mengendarai mobil jeep.

Baca juga: 4 Jurnalis Hebat yang Kisahnya Menginspirasi

Dalam buku yang sama, Petrik Matanasi pun menuliskan bahwa Kusni Kasdut sempat dijuluki “Robin Hood” Indonesia, karena ternyata hasil rampokannya sering dibagi-bagikan ke kaum miskin.

Latar belakang Kusni ternyata bukan orang sembarangan, ia ternyata memiliki jasa pada kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam buku Para Jagoan: Dari Ken Arok Sampai Kusni Kasdut, dijelaskan bahwa ia ikut mengusir tentara Belanda ketika penjajah itu ingin kembali menguasai Indonesia.

Kusni kemudian ditolak ketika hendak bergabung dengan tentara pasca-kemerdekaan dan menjadi warga sipil biasa. Hal itu membuat kehidupan ekonominya berantakan, ia pun memilih jalan pintas sebagai penjahat untuk bertahan hidup.

Kusni dan Usahanya Kabur dari Jeruji Besi

Kusni Kasdut dikenal sering meloloskan diri dari penjara. Ia berulang kali kabur dari tahanan ketika menjadi pejuang maupun penjahat.

Saat menjadi penjahat, Kusni Kasdut ditahan di LP Lowokwaru, Malang, Jawa Timur setelah divonis mati oleh hakim atas kejahatan yang telah diperbuat. Namun, ia melarikan diri pada 10 September 1979.

Namun, Kusni kembali ditangkap pada 17 Oktober 1979 di Surabaya. Di hari-hari terakhir jelang eksekusi matinya, ia sempat berkenalan dengan seorang pemuka agama Katolik. Kusni kemudian dibaptis sebagai pemeluk Katolik dengan nama Ignatius Kusni Kasdut.

Baca juga: Sengkarut, Investigasi yang Menguak Sisi Tergelap Manusia

Di hari-hari senggangnya, ia melukis Gereja Katedral Jakarta dengan gedebog pisang empat bulan setelah pelariannya yang terakhir. Ia pun harus berhadapan dengan regu tembak dan menghembuskan napas terakhir pada 19 Februari 1980.

Kini Gereja Katedral Jakarta itu dipajang di sudut lantai dua Museum Katedral Jakarta. Kisah Kusni Kasdut telah tergores sebagai legenda penjahat Indonesia.

Lantas, bagaimana dengan kisah Aladin Banuali yang juga mendapat julukan “Robin Hood Indonesia”?

Dengarkan dalam siniar Tinggal Nama edisi Ganjal bertajuk “Aladin Banuali, si Robin Hood Indonesia” di Spotify dengan tautan akses s.id/TNGanjal5.

Dengarkan juga kisah-kisah seru dan mencekam lainnya melalui playlist YouTube Medio by KG Media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com