KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan atau minuman mengandung gula memang terasa lezat di lidah dan menambah nafsu makan.
Gula yang membuat makanan dan minuman terasa manis juga dapat menjadi penambah energi ketika tubuh kekurangan tenaga.
Akan tetapi, konsumsi gula sebaiknya dibatasi karena bahan yang satu ini bisa merusak kesehatan tubuh.
Kementerian Kesehatan menyarankan agar masyarakat membatasi asupan gula sebanyak 50 gram per hari atau setara dengan empat sendok makan.
Baca juga: Efek Mengonsumsi Madu terhadap Gula Darah Berdasarkan Penelitian
Lantas, apa saja dampak negatif yang ditimbulkan jika mengonsumsi gula secara berlebihan?
Baca juga: Apa yang Terjadi Ketika Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula?
Dilansir dari WebMD, konsumsi gula terlalu banyak berisiko meningkatkan potensi kematian akibat penyakit jantung.
Hal tersebut dapat terjadi ketika orang mengonsumsi 1/4 atau lebih dari kalori harian mereka dari gula tambahan.
Potensi kematian akibat penyakit jantung karena konsumsi gula berlebih disebabkan oleh tekanan darah yang meningkat.
Selain itu, konsumsi gula dalam jumlah yang banyak dapat melepaskan lebih banyak lemak ke dalam aliran darah.
Dua kondisi tersebut dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung lainnya.
Baca juga: Benarkah Alpukat Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes?
Sebagian orang mengira bahwa melonjaknya tekanan darah dipicu oleh konsumsi garam. Tetapi, gula juga menjadi alasan lain mengapa tekanan darah meningkat.
Gula bisa menyebabkan tekanan darah tinggi karena kadar insulin melonjak terlalu tinggi.
Kondisi tersebut membuat pembuluh darah kurang fleksibel dan menyebabkan ginjal menahan air dan natrium.
Sebagian besar makanan kemasan, makanan ringan, dan minuman dimaniskan dengan fruktosa, gula sederhana dari buah-buahan atau sayuran seperti jagung.