Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pesawat TNI AU Jatuh di Lereng Bromo, Sempat Hilang Kontak 20 Menit

Kompas.com - 16/11/2023, 15:13 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat TNI Angkatan Udara (AU) jatuh di kawasan lereng Gunung Bromo, tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).

Insiden kecelakaan pesawat TNI AU itu terekam oleh kamera warga dan videonya viral di media sosial.

Kepala Penerangan Landasan Udara Abdurrachman Saleh, Mayor (Sus) Muchibin, telah mengonfirmasi bahwa ada dua pesawat TNI AU yang jatuh di lokasi tersebut.

"Benar, itu pesawat milik Lanud Abdul Rahman Saleh," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Kamis.

Dalam video yang beredar, tampak bahwa pesawat tersebut terbakar. Warga di titik lokasi sempat berteriak meminta tolong.

Hingga artikel ini ditayangkan, pihaknya masih menyelidiki penyebab dan kondisi korban kecelakaan pesawat tersebut.

Kronologi kejadian

Diberitakan Kompas.com, Kamis, pesawat TNI AU yang jatuh di lereng Gunung Bromo itu berjenis Super Tucano, pesawat tempur ringan milik TNI AU.

Kadispen TNI AU Marsma R Agung Sasongkojati dalam wawancara dengan KompasTV mengatakan, ada dua pesawat TNI Super Tucano yang jatuh di Pasuruan.

Kedua pesawat bernomor TT 3103 dan TT 3111 itu dilaporkan sempat mengalami lost contact pada saat latihan formasi di daerah Pasuruan rute Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, pada Kamis (16/11/2023).

"Keduanya take off pada 10.51 WIB dan lost contact pada 11.18 WIB. Jadi sekitar hampir 20 kemudian," tuturnya.

Kedua pesawat milik TNI AU itu terpisah dari empat pesawat lainnya yang tengah latihan formasi.

"Dari empat pesawat ini, dua pesawat melanjutkan pelatihan dan dua pesawat lainnya hilang. Masing-masing pesawat berisi dua penerbang," ungkapnya.

Saat ini pihaknya tengah melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab dan dampak dari insiden tersebut.

Baca juga: Spesifikasi Pesawat TNI AU Super Tucano TT-3103 yang Jatuh di Pasuruan

Warga sempat dengar dentuman

Sementara itu, dilansir dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan, warga Dusun Keduwung, Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, mengaku sempat mendengar suara dentuman sangat keras saat mereka menanam kentang di perkebunan milik mereka.

Suara dentuman itu diduga berasal dari sebuah pesawat terbang yang jatuh dan terbakar.

Pada ekor pesawat terdapat gambar bendera Merah Putih dan tulisan TT-3103 serta TNI-AU.

Camat Puspo, Eddy Santoso, mendapat informasi dari Kepala Desa Keduwung, Rupani, yang mengatakan bahwa pesawat jatuh di area perkebunan kentang warga.

"Tadi saya dikabari Pak Kades, kejadiannya sekitar pukul 11.30 WIB. Dan sekarang beliaunya perjalanan menuju lokasi," kata dia.

Eddy mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat TNI AU cukup susah untuk dilalui jalur kendaraan roda empat karena berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com