Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2023, Tanggal 27 atau 28 September?

Kompas.com - 25/09/2023, 18:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maulid Nabi atau peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ditetapkan jatuh pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya.

Namun, pada kalender 2023 yang beredar di masyarakat, terdapat perbedaan tanggal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Satu versi kalender menuliskan tanggal merah Maulid Nabi jatuh pada Rabu (27/9/2023), sementara versi lain jatuh pada Kamis (28/9/2023).

Lantas, kapan sebenarnya tanggal merah Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini?

Baca juga: Maudu Lompoa, Tradisi Maulid Nabi di Kabupaten Takalar

Tanggal 27 atau 28 September?

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakan, tak ada perubahan peringatan Maulid Nabi SAW 2023.

Ini sesuai dengan Surat Keputusan Bersama tentang Hari Libur Nasional 2023, yakni 28 September.

"Kalender Hijriah Indonesia untuk hari libur Maulid Nabi adalah bertepatan dengan tanggal 28 September 2023 (12 Rabiul Awal 1445 H), sesuai dengan SKB hari libur nasional," kata Kamaruddin saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (25/9/2023).

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini menjadi satu-satunya tanggal merah yang ada pada September 2023.

Setelah libur ini, tidak ada lagi libur tanggal merah pada Oktober dan November 2023.

Libur tanggal merah selanjutnya akan jatuh pada Hari Natal 25 Desember dan cuti bersama pada 26 Desember.

Baca juga: Baayun Maulid, Tradisi Maulid Nabi di Kalimantan Selatan

Ragam tradisi Maulid Nabi di Indonesia

Diberitakan Kompas.com (7/10/2023), ada beragam tradisi peringatan Maulid Nabi di Indonesia.

Berikut beberapa tradisi Maulid Nabi:

Grebeg Maulid, Solo

Grebeg Maulid merupakan tradisi masyarakat Solo, Jawa Tengah untuk memperingati kelahiran Rasulullah SAW.

Tradisi ini melibatkan kerumunan masyarakat yang berebut mengambil gunungan yang telah disediakan. Keluarnya gunungan ini sekaligus menandai acara puncak tradisi Sekaten yang diselenggarakan Keraton Kasunanan Surakarta.

Ada dua pasang gunungan, yakni jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) yang akan diperebutkan warga.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com